Rapid Test Diklaim Masih Efetif di Banten Meski Dinilai Tidak Akurat

oleh -141 Dilihat
oleh

Serang, – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, pihaknya masih menggunakan metode pengambilan sampel darah kilat alias rapid test dalam memetakan penyebaran virus corona atau COVID-19 di wilayahnya.

Meski rapid test dinilai tidak efektif dan akurat untuk mendiagnosis orang yang terpapar virus yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut.

Menurut Andika, metode pengambilan sampel dengan rapid test masih efektif untuk mengidentifikasi penyebaran virus corona dengan cepat. Sejauh ini kata andika metode bersebut bisa memetakan secara komprehensif penyebaran virus corona di Banten.

Baca Juga:  Rehabilitasi Lahan Untuk Lestarikan Alam

“Rapid test efektif kalau tidak akurat kan ada PCR. Kalau posituf kita kan langsung layani di RSUD Banten sudah menjadi rumah sakit khusus rujukan COVID-19,” kata Andika saat dikonfirmasi, Rabu (24/6).

Anak mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu menjelaskan, metode pengambilan sampel dengan menggunakan rapid test itu pun berdasarkan arahan pemerintah pusat dan World Health Organization (WHO).

Baca Juga:  Cegah Penyebaran Covid-19, Pemkot Serang Bagi-Bagi Masker

“Yang memang aturan dan landasan itu telah dikeluarkan (pemerintah) pusat dan WHO baik itu dari dasar penananganan dan dasar pencegahan konteks pemeriksaan rapid test,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Serang Hari Pamungkas mengatakan, rapid test merupakan opsi yang cepat untuk memetakan dan memutus mata rantai penyebaran virus corona. Selain itu Rapid test ini ditempuh karena dinilai lebih murah.

Baca Juga:  Pj Gubernur Banten Al Muktabar Kukuhkan Pengurus Dekranasda Provinsi Banten Masa Bakti 2023-2024

Dikatakan Hari, untuk pengadaan alat rapid test bersumber dari tiga sumber, pertama bantuan dari pusat, provinsi dan dari pemrintah Kota Serang sendiri. Sejauh ini Pemkot telah membeli sebanyak 22.700 stik alat rapid test.

“(PCR) sanggup gak beli alatnya mahal satu unit itu bisa satu miliar lebih antrean satu sampel juga butuh waktu cukup lama dari litbang Kemenkes saja bisa 2 minggu Labkesda (Banten) juga cuma punya 2 alat waktu antrean 2 minggu,” katanya.(Anwar/Teguh)