LEBAK, PILARBANTEN.COM – Ribuan Kepala Keluarga (KK) korban banjir bandang dan longor yang terjadi di enam kecamatan di Kabupaten Lebak pada Rabu (1/1/2019) awal tahun 2020 lalu harus mengungsi. Karena rumah para korban mengalami rusak berat setelah diterjang banjir bandang dan tertimbun longsor.
Kondisi perkampungan mereka masih berada dalam bayang – bayang bencana, sebab hujan terus mengguyur warga yang berada di dekat Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Para korban yang saat ini tengah diliputi trauma itu ada yang mengungsi di rumah saudaranya, ada juga yang menginap di 7 posko pengungsian yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak.
Tujuh posko pengungsian yang tersedia di titik bencana itu tersebar di Kecamatan Sajira, Cimarga, Cipanas, Curug Bitung dan Lebak Gedong. Posko yang dijadikan titik penampungan yaitu tempat – tempat aman dari ancaman bencana banjir bandang dan longsor susulan.
Pantauan salah satu lokasi pengungsian tepatnya di lapangan futsal yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kamis (2/1/2020) dini hari, para korban tidur dengan alas seadanya. Para korban bencana mengaku kedinginan dengan cuaca malam hari yang terus di guyur hujan ringan.
Di lokasi pengungsian terlihat anak kecil, wanita serta pria paruh baya yang terlihat gelisah dan tak bisa tidur. Mereka merasakan kedinginan dan trauma bencana banjir bandang dan longsor akan kembali terjadi.
Seorang anak terdengar menangis saat tidur di lengan ibunya. ibunya terlihat tertidur, namun sesekali bangun untuk menenangkan anaknya. Tidak hanya itu, ada juga anak tidur diketiak ibunya sebagai penghangat dari dinginnya cuaca.
“Ia saya ngungsi takut ada (bencana) susulan. Yang kami butuhkan kamar mandi, sama selimut,” kata salah satu warga, Fatmawati (41), ditemui di lokasi pengungsian, Kamis (1/1/20) pagi.
Sementara itu, pengungsi lainya Sudira bercerita saat bencana terjadi, dirinya melihat gunung di perkampungannya terbelah karena sebagian besar tanahnya longsor. Untungnya Sudira bersama keluarganya berhasil menyelamatkan diri. “Diatas Kampung Jaha (Kecamatan Lebak Gedong) gunungnya sudah belah, pada ngungsi semua, longsor, Desa Banjar Sari, satu kampung diungsikan semua,” terangnya.
Sementara itu, Camat Lebak Gedong Wahyudin mengatakan, jumlah pengungsi di lapangan futsal berjumlah sebanyak 400 orang. Dia mengaku bantuan masih terbatas karena akses jalan yang belum bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.
Warga yang rumahnya tidak mengalami kerusakanpun sudah diperintahkan untuk mengungsi, guna menghindari bencana susulan. Sehingga mencegah terjadinya korban jiwa dan luka. “Untuk selimut Insya Allah (segera dipenuhi), karena kita yang terpenting membuka akses transportasi menuju lokasi pengungsian. Karena semua fasilitas dan bantuan kalau akses belum kita buka akan menghambat terhadap pemberian,” kata Camat Lebak Gedong, Wahyudin.
Pengungsi Mulai Diserang Penyakit Akibat Kedinginan
Warga yang berada di lokasi pengungsian mulai mengalami penyakit, seperti batuk, pilek dan lainya. Sehingga pengobatan dilakukan oleh tenaga medis dari Dinkes Kabupaten Lebak, Dokkes Polda Banten dan tenaga medis dari klinik setempat. “Untuk pengobatan kita usahakan semaksimal mungkin. Sampai malam ini kita terus pantau setiap tiga jam. Kalau ada yang sakit kita bawa ke klinik dan puskesmas,” jelasnya.
Diketahui, banjir bandang menerjang 6 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten yaitu Kecamatan Sajira, Cipanas, Lebak Gedong, Curugbitung, Maja dan Cimarga.
Ada 17 desa terdampak dengan 30 titik banjir. Peristiwa bencana alam tersebut terjadi pada Rabu (1/1/2020). Banjir disebabkan meluapnya sungai Ciberang dan dan Cidurian.
Tercatat sebanyak 80 rumah hanyut, 604 rusak mengalami rusak berat dan 1. 431 rumah rusak ringan. Banjir bandang merendam 2.115 rumah warga di 6 kecamatan. Selain itu, banjir akibat luapan sungai Ciberang dan Cidurian pun merusak jembatan dan jalan.
“Data sementara pagi ini akibat banjir bandang ada 2.115 rumah rusak, diantara hanyut, rusak berat dan ringan diterjang banjir,” kata Kapolres Lebak AKBP Andre Firman, ditemui di lokasi bencana, Kamis (2/1/2020).
Jalan sepanjang 40 meter di Cipanas ambrol dan tidak bisa dilalui pengendara membuat Kecamatan Lebak Gedong terisolir. Sementara total jembatan rusak tercatat ada 18, di antaranya dua jembatan permanen di daerah Sajira dan Lebak Gedong, sisanya merupakan jembatan gantung.
Kemudian, sebanyak 15 mushola rusak diterjang luapan sungai, diantaranya, 3 musola di Kecamatan Cipanas, 10 musola di Sajira dan 2 mushola di Curug Bitung.
“Total jembatan rusak dan hanyut itu 18 dan kerusakan mushola mencapai 15 unit berada di 3 kecamatan,” katanya.
Kapolres mengatakan, sebanyak 8 orang yang dinyatakan hilang karena hanyut dan tertimbun material longsor sejak kemarin belum bisa ditemukan. Tim SAR dari Basarnas masih melakukan pencarian hingga ke kawasan Gunung Halimun Salak.
“Untuk 8 korban hilang masih dalam pencarian petugas bersama Basarnas,” katanya. (Teguh/Zey)