LEBAK, PILARBANTEN.COM – mengumpulkan relawan dan tim gabungan terus melakukan evakuasi terhadap warga korban banjir bandang dan longsor ke tempat pengungsian. Sebenarnya evakuasi warga dari Desa Somang ke Desa Sukajaya berlangsung dramatis.
Proses evakuasinya menggunakan perahu karet yang diikat dengan tali, lalu ditarik oleh aliran sungai Ciberang di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten.
Derasnya aliran sungai itu sangat menyulitkan proses perahu karet dan membuat para korban bencana. “Ini nyebrang yang kedua, deg-degan tadi. Tadi pagi ke rumah lagi, untuk bersih-bersih rumah,” kata salah satu warga Somang yang menyebrang menggunakan perahu karet, Ebong, Kamis (2/1/2020).
Meski sudah tua, masih sulit menyebrang menggunakan perahu karet, dengan nafas tengerah-engah bercerita jika kondominium diambil kembali, kaca dan lantainya pecah karena kondisi tanah yang berubah dan tergerus banjir bandang. “Retak-direbut kembali temboknya juga. Aku akan ngungsi ke makan Jepang, ada saudara di sana,” katanya.
Begitupun yang diminta oleh Sariman, warga Desa Somang yang akan mengungsi ke Desa Gajruk, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, mengaku takut dan was-was jika perahu karet yang dinaikinya hanyut terbawa derasnya berudara Sungai Ciberang. “Takut, takut kebawa air sungai. Deres, deres banget,” kata Sariman, ditemui usai perahu.
Proses evakuasi menggunakan perahu karet dilakukan terhadap 1.500 warga di Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. Namun hanya ada satu perahu karet untuk mengevakuasi warga yang berlayar dengan kapal tersebut.
Karena terbatasnya sarana dan prasarana evakuasi, sulitnya proses pemindahan penduduk hingga pengiriman bantuan ke lokasi bencana. “Karena harus ada dievakuasi, semua 1.500 orang kan lama, naik ini perahu karetnya juga cuma satu,” kata Nasir, salah satu warga lokal. (anwar / teguh)