Musi Banyuasin, Pilarbanten.com – Viral sebuah video dugaan aksi bullying yang terjadi di SMP Negeri 5 Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) tersebar di media sosial, Jumat, 6 September 2024.
Dalam video itu, tampak sekelompok anak perempuan yang mengenakan seragam sekolah tengah mengelilingi seorang anak perempuan sambil mengeluarkan kata-kata kasar dengan bahasa khas Sekayu.
Korban yang mengenakan seragam pramuka tampak diperlakukan kasar oleh beberapa anak perempuan dan laki-laki yang mengenakan baju olahraga dan pramuka.
Saudara perempuan korban, Tari mengatakan bahwa adiknya mengalami aksi bullying tersebut pada 27 Agustus 2024. Menurut penjelasan adiknya tersebut, ada lima orang yang melakukan bullying terhadap adiknya.
”Kata adik saya pinggangnya ditendang dan keningnya benjol. Posisi jilbabnya saat pulang ke rumah sudah robek,” kata Tari, Jumat, 6 September 2024.
Ia menjelaskan, keesokan harinya sang ayah datang ke sekolah meminta penjelasan terkait kejadian tersebut. Namun kasus tersebut hanya diselesaikan oleh pihak sekolah saja.
“Setelah kejadian itu kami mendapat kabar bahwa anak-anak yang melakukan intimidasi itu melakukan ke teman-teman yang lain,” ungkapnya.
Ia pun merasa heran dan menyerap respon sekolah atas kejadian tersebut. Menurutnya kepala sekolah tidak memberi dispensasi atau hukuman terhadap aksi bullying di sekolah.
“Adik saya setelah kejadian itu takut setiap mau pergi ke sekolah,” ujarnya.
Selain adiknya yang menjadi korban, menurutnya ada teman-teman sekelas adiknya yang juga menjadi korban. Pihak keluarga korban lainnya saat ini baru berani angkat suara terkait masalah pembullyan di sekolah tersebut.
Setelah itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba, Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan, dan Personel Polres Muba datang ke sekolah untuk menanyakan kasus bullying tersebut.
Namun dari hasil pertemuan tersebut, keputusan kepala sekolah tidak terima jika kasus ini diviralkan.
“Sampai sekarang kepala sekolahnya masih belum memberikan efek jera kepada pelaku,” katanya.
Sementara itu, pihak sekolah melalui Akun Instagram @smpn5sekayu menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang telah terjadi. Pihak sekolah menjelaskan kejadian tersebut terjadi pada 15 Agustus 2024 dan kedua belah pihak sudah dipanggil oleh wali kelas dan didamaikan oleh guru pada hari itu juga.
“Video terkait yang viral semalam, hari ini semua yang bersangkutan sudah dipanggil dan sudah ditindaklanjuti oleh pihak Kasat Binmas Polres Muba, Kepala Dinas Muba, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Sekali lagi kami mohon maaf atas apa yang terjadi di SMP Negeri 5 Sekayu,” katanya.
Aksi bullying sudah sering terjadi diranah pendidikan maupun lingkungan sosial biasa, dengan demikian saya sendiri menyimpulkan beberapa faktor penyebab dan dampak dari bullying
Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya bullying di sekolah yaitu:
Faktor Terjadinya Bullying
Kepribadian Individu
Perilaku agresif, kurangnya rasa simpati dan empati terhadap orang lain
Keluarga
Pelaku bullying sering berasal dari keluarga yang bermasalah.
Sekolah
Pihak sekolah yang mengabaikan keberadaan bullying menyebabkan anak sebagai pelaku bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain
Kelompok Sebaya
Beberapa anak melakukan bullying untuk dapat masuk ke dalam kelompok atau geng tertentu meski merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
Lingkungan Sosial dan Komunitas
Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.
Media massa
Tayangan televisi maupun media yang kurang mendidik dan mengandung unsur kekerasan dapat menimbulkan persepsi sendiri di benak anak sebagai suatu hal yang keren
Adverse Children Experience (Pengalaman buruk masa kecil)
Pengalaman masa kecil yang buruk dapat membuat perkembangan psikologis anak terganggu sehingga berpotensi untuk menjadi pelaku bullying di masa remaja.
*DAMPAK YANG DITIMBULKAN BAGI KORBAN BULLYING*
Adapun beberapa dampak bagi korban bullying yaitu:
Dampak fisik yang mungkin timbul bagi korban bullying adalah sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot. Korban bullying juga merasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis. Bullying memberikan dampak negatif pada jiwa dan sosial bagi korban maupun pelaku, bahkan sampai bunuh diri.
Sangat disayangkan hal seperti ini bisa terjadi di lingkungan pendidikan yang dimana seharusnya sekolah itu menjadi tempat yang aman, dan nyaman bukannya malah menjadi trauma bagi para korbannya, sebagai seorang mahasiswa pun saya selalu mewaspadai hal-hal yang dapat mengarah ke ranah bullying, lebih aware dengan lingkungan pertemanan, karena bisa saja kita menjadi korban atau orang terdekat kita yang menjadi korban pelaku bullying.
Penulis : Helisda
Mahasiswi : Jurusan hukum
Universitas Pamulang