Cilegon – Kapten kapal yang mengangkut bahan bahan minyak (BBM) jenis Pertamax, di nyatakan positif COVID-19. Pasien berinisial MR dan berkewarganegaraan Pakistan.
Saat bongkar muatan di depo Pertamina Cilegon, tanggal 26 Juni 2020, dia bersama kru kapal sudah dilakukan rapid test (RT) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Merak dan hasilnya negatif. Sehingga kapal tersebut diberikan ijin bongkar muat dan awak nya boleh turun dari kapal tersebut.
“Itu adalah kapten kapal yang mengangkut bahan Pertamax ke pelabuhan Pertamina. Tanggal 26 Juni kapal merapat, itu tugas KKP memeriksa dan clear, semua awak termasuk dia ini clear, tidak terpapar sehingga boleh turun dari kapal,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Cilegon, Dana Sujaksani, ditemui awak media di kantor BPBD Cilegon, Kamis (2/7).
Kemudian tanggal 27 Juni 2020, dia menginap di hotel Royal Krakatau, Kota Cilegon, Banten. Sedangkan awak yang lainnya, masih berada di atas kapal.
MR berniat pulang ke negara nya di Pakistan, dia pun melakukan test PCR sekitar tanggal 28 Juni 2020. Karena merasa tidak ada gejala covid-19 dan hasil rapid test nya negatif, dia percaya diri untuk pulang ke negaranya di tanggal 30 Juni 2020.
“Tanggal 30 (Juni) dia sudah pede walaupun belum ada hasil (PCR), dia berangkat ke bandara, ketika sampai bandara keluar kabar kalau dia positif (COVID-19l dari laboratorium Kimia Farma. Kebetulan juga pesawatnya di cancel yang ke Qatar (menuju Pakistan) kan lewat Qatar,” terangnya.
Karena mendapat kabar positif dan pesawat nya di cancel, dia kembali menginap ke hotel Royal Krakatau di Kota Cilegon. Kemudian pada Rabu 01 Juli 2020 sore, kapten kapal asal Pakistan ini di jemput oleh tim gugus tugas covid-19 untuk dibawa ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta.
Tim gugus tugas perpecatan penanganan covid-19 Kota Cielgon mengaku belum mengetahui dari mana sang kapten kapal bisa terpapar virus Corona. Karena dia tidak berinteraksi dengan orang luar, selain Anak Buah Kapal (ABK) nya. Bahkan selama menginap di hotel, kapten kapal hanya bertemu dengan agent Pertamina yang mengurusinya.
“Untungnyaa di (hotel) Royal tidak ada kontak dengan karyawan (hotel). Jadi yang ngurusi si agen ini. Jadi agen ini yang kontak dengan si beliau. Orang perusahaan Pertamina, cowok. Royal langsung tracking, takut terpapar. Bisa jadi inkubasi, tapi dari mana inkubasinya. Tapi dia enggak ada kontak sama orang lain,” jelasnya.(Anwar/Teguh)