Lebak, Pilarbanten.com – Sekitar 115 lebih kepala keluarga (KK) korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak awal tahun 2020 hingga saat ini masih tinggal di hunian sementara (Huntara) yang terbuat dari bambu dan tenda terpal di Kampung Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Jawa Barat.
Mereka menanti janji pemerintah yang akan merelokasi dan akan membangunkan rumah. Sudah hampir 10 bulan mereka tinggal digubuk yang dibangun sendiri bersama relawan.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak masih terkendala lahan. Dimana tempat yang ditunjuk menjadi lokasi pembangunan huntap tidak diizinkan oleh PT Perkebunan selaku pemilik lahan.
“Persoalan tanah PT Perkebunan gak mau ngasih sampai sekarang dana buat huntap, ada dari BNPB, ada kita cuma tanahnya itu,” kata Wahidin, Kamis (5/11/2020).
Oleh karenanya, mantan Wali Kota Tangerang dua periode itu meminta kepada Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya untuk segera mencari tempat lain untuk lokasi pembangunan huntap. Dia mengklaim anggaran untuk pembangunan huntap dari Pemprov maupun bantuan dari BNPB sudah tersedia sejak beberapa bulan lalu.
“Makanya bupati segera cari lokasi lain, sekolah-sekolah kan harus dipindahkan juga. Soal PT PN gak mau (dijadikan lokasi huntap) kita sudah lapor ke presiden,” katanya.
Kondisi huntara yang dibangun secara swadaya masyarakat bersama relawan itu terbuat dari bambu, beratapkan dan bertembok terpal. Apabila hujan dipastikan akan bocor karena beberapa bagian ada yang bocor. Tempat yang sempit dan serba kekurangan air bersih itu membuat mereka terancam diserang penyakit.(War/Red)