Modal Dari Pemprov Tersendat, Direktur PT. ABM Ancam Jual Saham Ke Publik

oleh -56 Dilihat
oleh

Serang, – PT Agro Banten Mandiri (ABM), (Perseroda) terpaksa akan memilih jalan melantai di bursa efek Indonesia atau Initial Public Offering (IPO) jika dalam perjalanannya penyertaan modal yang diberikan oleh Pemprov Banten terus terhambat.

Hal tersebut dikatakan DIrektur Operasioanl PT ABM Ilham Mustofa pada saat wawancara yang dilakukan Senin (27/9/2021) kemarin. Menurut Ilham, IPO itu sendiri bertujuan untuk mencari tambahan modal yang lebih besar dari masyarakat guna menunjang berbagai program yang sudah direncanakan oleh jajaran direksi.

“Karena tantangan seorang pengusaha professional itu bukan pada market, tetapi lebih kepada ketidakpastian yang dijanjikan oleh pemilik modal, dalam hal ini Pemprov Banten selaku Pemgang Saham Pengendali Terakhir (PSPT),”jelasnya.

Ilham menyebutkan, dalam satu tahun pertama ini penyertaan modal yang diberikan oleh Pemprov Banten kepada dirinya masih sangat jauh dari amanah Perda penyertaan modal yang sekurang-kurangnya mencapai 50 plus 1 persen dari total modal yang dibutuhkan.

“Total modal yang tertuang dalam Perda penyertaan modal itu sebesar Rp300 miliar. Untuk mencapai 50 plus 1 itu, setidaknya Pemprov memberikan modal 150 miliar lebih,”katanya.

Namun sampai saat ini, baru sekitar RP55 miliar modal yang diberikan Pemprov, itu pun dibagi ke dalam beberapa termin. “Pada tahun anggaran 2020 Rp10 miliar, dan tahun ini diproyeksikan sebesar Rp65 miliar. Namun baru Rp45 miliar yang dicairkan,”ungkapnya.

Untuk diketahui, tambahnya, pada tahun anggaran 2020 penyertaan modal untuk PT ABM yang disahkan pada APBD perubahan sekitar bulan September 2020, baru dicairkan oleh Pemprov di masa injury time, yakni pada tanggal 28 Desember 2020.

“Sedangkan kami dilantik 22 September 2020, modal baru masuk akhir Desember. Sehingga untuk menutupi Cost operasional kala itu, kami terpaksa harus melakukan hutang terlebih dahulu, dan kami belum menerima gaji kala itu,”ujarnya.

Begitu pula pada tahun anggaran 2021 ini yang diproyeksikan sebanyak RP65 miliar baru bisa direalisasikan September 2021, padahal pengesahannya sekitar bulan Februari 2021. “Pencairannya juga dilakukan beberapa termin,”imbuhnya.

Atas hal itu, lanjut Ilham, beberapa program yang sudah direncanakan sejak awal masa kepengurusan menjadi tidak tepat waktu seperti pengadaan rice milling, Agrohab, Farm dan beberapa program lainnya.

“Bahkan menjelang Idul Adha kemarin, kami sudah merencanakan program Banten Berkurban dengan jaminan pasokan sapi yang kami berikan bagus, sehat dan murah untuk masyarakat Banten,”katanya.

Namun program itu menjadi tidak sesuai perencanaan, karena anggaran yang direncanakan akan diberikan tak kunjung dicairkan.

“Akhirnya dengan muka tebal kami memutuskan untuk menghutang sapi terlebih dahulu ke PD Darma Jaya (BUMD milik DKI Jakarta) untuk dikirim ke kandang kami di Serang yang juga hasil pinjaman dari perusahaan yang sama,”jelasnya.

Dengan melantai di bursa efek ini, Ilham berharap Perseroda akan mendapat banyak masukan modal dari public untuk kemudian dimaksimalkan penggunaannya kepada sekotor-sektor usaha yang sudah direncanakan.

“Namun itu rencanaknya akan dilakukan di tahun keempat atau kelima, jika permodalan dari Pemprov selalu terhambat,”tutupnya.(loet)