KOTA SERANG, PILARBANTEN.C0M – Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten sudah melakukan penyeterilan lahan persawahan masyarakat di Lebak yang menjadi terdampak bencana banjir awal tahu lalu, terutama di Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas dan Sajira.
Ketiga wilayah ini merupakan lumbung pertanian di Lebak. Secara keseluruhan, berdasarkan data hasil ferivikasi Distan Provinsi Banten, ada sekitar 890,5 hektar sawah warga yang tertutup lumpur dari banjir bandang kemarin. Dari jumlah itu, 480 hektar diantaranya mengalami gagal panen atau puso.
Kepala Distan Provinsi Banten Agus Tauhid mengaku sudah melakukan penyeterilan lahan persawahan warga dari lumpur-lumpur yang menggenang. Namun, karena masih dalam masa tanggap darurat bencana, proses pemulihan masih terus dilakukan.
“Secara rill kondisi persawahan di sana sudah aman dan siap tanam,” kata Agus, Senin (20/1/2020).
Untuk mengantisipasi kerugian gagal panen, Agus mendorong kepada seluruh petani tidak hanya yang berada di Lebak, tapi juga di seluruh wilayah di Provinsi Banten untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP). Asuransi ini kami sediakan untuk memproteksi kerugian para petani ketika mengalami puso, baik itu karena bencana alam maupun yang lainnya.
“Alokasi kuota yang kita sediakan itu sekitar 12 ribu hekrat. Sedangkan yang sudah masih itu baru sekitar 30 persennya saja, jadi belum semua petani masuk menjadi anggota asuransi,” ujarnya.
Dengan mengikuti asuransi ini, lanjut Agus, para petani hanya membayar premi Rp36.000/hektar dengan klaim asuransi sebesar Rp6 juta/hektar jika tanamannya mengalami gagal panen. “Kita sudah sosialisasikan program ini kepada seluruh petani, namun masalahnya masih ada rasa keraguan para petani kita untuk mengikuti program ini. Untuk itu kami akan terus berupaya meyakinkan para petani melalui penyuluh kita di lapangan, agar mereka mau segera bergabung di asuransi ini,” tegasnya. (Rey/Al)