Pandeglang, – Busyro (56) warga Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang sudah tiga tahun terakhir mengontrak karena rumahnya tersapu rata dihantam bencana tsunami akhir tahun 2019 lalu.
Kejadian tsunami itu tidak hanya meratakan rumah satu-satunya yang dimiliki Busyro, tetapi juga beberapa saudaranya ikut menjadi korban dan meninggal dunia.
“Waktu itu saya tinggal bersama anak dan istri, serta bibi dan keluarganya. Bibi saya meninggal terbawa arus, sementara saudara yang lainnya alhamdulillah selamat,” ceritanya, Rabu (13/10/2021).
Setelah kejadian itu, lanjut Busyro, awal-awal dirinya tinggal di pengungsian untuk beberapa waktu lamanya bersama saudara yang lainnya.
“Setelah kondisi mulai pulih, akhirnya kami memutuskan untuk mengontrak dengan biaya bulanan sebesar Rp200 ribu,” katanya.
Rosyid yang berprofesi sebagai nelayan tangkap yang masih menggunakan sampan kecil itu harus berjibaku di sisa kekuatan tenaganya yang sudah termakan usia.
“Alhamdulillah sekarang mendapat bantuan rumah layak huni dari Pemprov Banten, jadi tidak memikirkan lagi biaya kontrakan,” ungkapnya.
Mendapat bantuan rumah itu Rosyid mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih banyak atas apa yang telah diberikan oleh pemerintah kepadanya.
“Mudah-mudahan kebaikan yang sudah dilakukan oleh Pemprov ini dibalas oleh Allah SWT,” katanya.
Pada safari pembangunan itu, Pemprov Banten memberikan bantuan kepada 14 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak korban tsunami yang kehilangan rumahnya.(loet)