KOTA SERANG, PILARBANTEN.COM – Mengawali tahun 2020, Banten dilanda bencana alam banjir di sejumlah daerah seperti Kabupaten Lebak dan Serang. Di Kabupaten Lebak ada empat kecamatan yang dilanda banjir bandang yakni Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira dan Curug Bitung. Sedangkan di Kabupaten Serang banjir terjadi di Kecamatan Bojonegara.
Hal yang sama juga terjadi pada awal tahun 2019. Bencana tsunami di Anyer dan Pandeglang yang kemudian disusul oleh banjir bandang di wilayah Pandeglang terjadi secara berturut-turut menyambut pergantian tahun kala itu. Masyarakat pesisir pantai dan juga wisatawan hingga kini masih merasakan trauma yang amat mendalam. Hal itu terlihat dari okupansi kunjungan hotel di wilayah Anyer dan sekitarnya yang hanya mencapai angka 20 persen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Kaprawi mengatakan, banjir terjadi akibat luapan air yang sangat besar dari hulu tiga sungai yakni Sungai Ciberang, Cimangenteung dan Cimaur, sehingga debit air meluap ke pemukiman warga yang berada di sekitar bantaran sungai.
“Kami sudah menerjunkan regu penyelamat ke lokasi bencana, untuk memberikan bantuan pertolongan pertama kepada warga terdampak bencana,” katanya saat dihubungi, Rabu (1/1/2020).
Di Kecamatan Lebak Gedong ada lima desa yang terdampak banjir bandang ini, yakni Desa Lebaksitu, Desa Ciladeun, Desa Banjarsari, Desa Banjaririgasi dan Desa Lebaksangka. Sedangkan di Kecamatan Cipanas ada tujuh desa yang terdampak banjir yakni Desa Bintangresmi, Desa Bintangsari, Desa Haurgajrug, Desa Luhur Jaya, Desa Sukasari, Desa Sipayung dan Desa Cipanas.
“Dari semalam di wilayah ini memang hujan, dan banjir baru diketahui sekitar pukul 06.00 tadi pagi. Sekarang kondisinya sudah mulai surut,” ujarnya.
Hingga sampai saat ini pihak BPBD masih mendata jumlah rumah yang terendam banjir dan kerugiannya. Hal itu mengingat banyak peralatan rumah tangga yang hanyut terbawa arus banjir.
Sementara itu di Kabupaten Serang banjir melanda dua Desa di Kecamatan Bojonegara yakni Desa Bojonegara yang terdiri dari tiga kampong dan Desa Marga Giri yang terdiri dari satu kampung terdampak banjir.
Di desa Bojonegara banjir disebabkan karena debit air hujan yang tinggi dan tidak ada pohon serapan air sebagai penampung, mengingat di lokasi sekitar banyak galian pegunungan, sedangkan di Desa Marga Giri banjir terjadi karena penyempitan jalur kali serta tersumbatnya gorong-gorong.
Farid Afandi Kasubid BPBD Kab. Serang mengatakan, di Kecamatan Bojonegara hujan deras yang terjadi sejak pukul 18:00 WIB hingga pukul 21:30 WIB. Karena kondisi lingkungan yang minim serapan air dan terjadinya penyempitan jalur air maka terjadilah banjir yang merendam beberapa rumah warga.
“Tingginya banjir sekitar 30-50 cm. Sejumlah personil regu penyelamat sudah dikerahkan ke lokasi banjir,” katanya. (Rey/Al)