Banten Diserbu Investor China

oleh -859 Dilihat
oleh

KOTA SERANG, PILARBANTEN.COM – Sebanyak 140 perusahaan asal China akan melakukan investasi di Provinsi Banten pada tahun 2020. Perusahaan yang bergerak di bidang hitec dan pengolahan minyak itu membutuhkan lahan sekitar 4000 hektar untuk mengembangkan usahanya.
Saat ini mereka baru melakukan penjajakan lokasi yang tepat dan strategis di tepi pantai.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) selaku tuan rumah menyambut baik kedatangan mereka dan berharap Banten bisa menjadi pilihan investasi, mengingat bonus demografi Banten sangat strategis untuk berinvestasi.
“Sebagaimana arahan dari Presiden, kita akan mempermudah semua perizinan yang berkenaan dengan investasi ekspor,” katanya, Selasa (17/12/2019).
WH mengaku kedatangan mereka ke Banten yang pertama ini untuk meminta kepastian hukum dan kemudahan berinvestasi, belum sampai ke pembahasan nilai investasi dan sebagainya. Namun yang pasti jika mereka jadi berinvestasi di Banten, maka ini akan menyerap tenaga pekerja yang cukup banyak, dan akan mengurangi angka pengangguran.
“Harapannya sih jadi. Karena Banten kan wilayah tujuan investasi nomor dua di Indonesia,” ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Babar. Babar mengatakan mereka yang datang ke sini merupakan asosiasi perusahaan dengan total seluruhnya 140 perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi tinggi (hitec) dan pengolahan minyak (oil refenery) yang sudah 40 tahun beroperasi di China, dan akan melakukan ekspansi ke Banten.
Sebagai perusahaan bukan padat karya, ia tidak terpengaruh faktor kebijakan UMR, sehingga operasionalnya akan cenderung stabil selagi faktor-faktor penunjangnya mendukung seperti pasokan listrik yang memadai, akses tol, pelabuhan dan tentu saja lokasinya yang strategis.
“Untuk optional kami akan ajak mereka melihat lokasi yang berdekatan dengan pantai seperti Bojonegara, Kasemen, Pontang dan Tirtayasa,” katanya.
Babar melanjutkan, meskipun lokasinya di tepi pantai, namun perusahaan ini tidak harus menunggu Raperda RZWP3K yang belum selesai dibahas, mengingat operasionalnya di darat dan tidak melakukan kegiatan reklamasi.
“Tidak perlu, karena operasionalnya di darat,” ujarnya.
Perusahaan oil refenery ini sangat cocok jika lokasinya berdekatan dengan industri kimia, mengingat produksi turunan merupakan salah satu bahan baku produksi pabrik kimia. “Nafta itu produk keturunan dari pengolahan minyak. Ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan kimia di Cilegon, sehingga dapat menghemat biaya produksi nantinya,” ujarnya.
China sampai saat ini menjadi negara yang paling tinggi menanamkan modalnya di Banten kemudian disusul Singapura, Korea, Jepang dan Hongkong. (Rey/Al)

Baca Juga:  Bupati Serang Rekomendasikan Usulan UMK Tahun 2022 kepada Gubernur Banten