Bank Banten Bakal Tutup 5 Kantor Cabang di Luar Daerah

oleh -37 Dilihat
oleh

Serang,- Bank Pembangunan Daerah Banten atau Bank Banten berencana akan menutup lima kantor cabang yang berada di luar Provinsi Banten dalam beberapa waktu ke depan.

Hal tersebut dilakukan lantaran cabang tersebut tak memberikan kontribusi lebih ke bank plat merah tersebut. Selain itu, mereka juga ingin memerkuat posisi Bank Banten di provinsi asalnya.

Pelaksana tugas (Plt) Komisaris Utama Bank Banten Media Warman mengatakan, untuk menjadikan Bank Banten sebagai bank sehat membutuhkan proses dan waktu. Perlu ada upaya-upaya yang dilakukan salah satunya dengan mengevaluasi terhadap kantor cabang yang ada di luar Provinsi Banten.

“Kita juga akan melakukan evaluasi terhadap cabang-cabang di luar provinsi Banten. Yang kita sampaikan ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mungkin akan ada lima tapi di luar Provinsi Banten,” kata Media saat dikonfirnasi, Senin (20/7/2020).

Dia menjelaskan, penutupan lima kantor cabang itu dilakukan lantaran Bank Banten ingin melakukan efisiensi. Secara berkala pihaknya melakukan evaluasi terhadap cabang yang tidak memberikan kontribusi.

“Kalau di dalam (Provinsi Banten) kita akan perkuat karena kita diminta oleh pemprov, OJK. Juga melihat potensi yang ada kita akan jauh lebih banyak berkonsentrasi di Banten,” katanya.

Ia tak menampik, dengan adanya penutupan kantor cabang maka akan berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Menurutnya, tidak mungkin memindahkan karyawan yang ada di wilayah Indonesia bagian timur untuk bertugas di Provinsi Banten.

“Rencana kerja kita ada beberapa cabang yang akan ditutup dan itu konsekuensinya adalah PHK. Yang di Manado pindah ke Banten kan enggak mungkin,” ungkapnya.

Lebih lanjut dipaparkan Media, selain kantor cabang pihaknya juga akan melalukan hal serupa terhadap karyawan Bank Banten. Eks Bank Pundi itu akan melakukan restrukturisasi terhadap jumlah karyawan. Menyesuaikan jumlah sumber daya manusia (SDM) agar ideal dengan beban kerja Bank Banten.

“Evaluasi seluruh tenaga kerja, itu dari sekitar 960-an kita ingin melakukan restrukturisasi yang sesuai dengan kalau bank sebesar ini. Berapa kira-kira yang normal untuk mendukung bank sebesar ini, (perkiraannya) sekitar 750-an. Rencana efisiensi itu akan dilakukan,” tuturnya.

Lanjutnya, upaya efisiensi biaya operasional telah dilakukan sejak proses akusisi Bank Pundi dilakukan. Pada 2016 hingga 2017, pihaknya telah menutup sejumlah kantor cabang peninggal Bank Pundi.

Sementara di 2018 hingga 2020, pihaknya tak melakukan penutupan kantor cabang. Efisiensi lebih ditekankan pada kegiatan operasional lainnya seperti biaya sewa gedung.

“Kalau dulu mungkin sewa gedung mahal, dari 15 gedung yang sewa kita sudah bisa keluar 12 gedung, jadi tersisa 3 gedung. Kurang lebih sewa gedung yang 15 (unit) Rp3,2 miliar sisa Rp300 juta setiap bulan, jadi pengaruhnya sangat besar,” ujarnya.

Selanjutnya, pada 2019 Bank Banten juga melakukan rasionalisasi kebutuhan karyawan sesuai kebutuhan dan kondisi perusahaan. Rasionalisasi dilaksanakan melalui program pensiun dini terhadap tenaga kerja berusia lebih dari 50 tahun. Bank Banten sejak saat itu memang lebih mengedepankan sumber daya manusia yang baru lulus dari pendidikan tingginya.

“Jadi usia yang sudah 50 lebih kita tawarkan untuk pensiun dini. Kebetulan memang kita bebebrapa kali membuka bursa kerja kita banyak atensi dari fresh graduate, mahasiswa dari Banten untuk bekerja di Bank Banten. Setelah Bank Pundi diakusisi seluruh insan Bank Banten sudah melakukan sense of crisis,” katanya.(Anwar/Teguh)