Serang, – Anak sulung almarhumah Yuli Nur Amelia, IA mengalami trauma setelah mendapat perundungan dari tetangganya. Yuli asal Kelurahan Lontar baru, Kecamatan Serang, Kota Serang menghembuskan nafas terakhir pada Senin (20/4) setelah dikabarkan tak makan dua hari imbas pandemik virus corona atau COVID.
Dia sempat mereka perkataan ibunya dan memposting di media sosialnya terkait kondisi keluarganya yang tak makan selama dua hari dan hanya mengonsumsi air isi ulang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3KKB) Kota Serang, Banten Toyalis mengatakan yang bersangkutan mendapat perlakuan perundungan karena dinilai telah mencoreng lingkungan sekitar soal pemberitaan mengenai keluarganya yang kesulitan ekonomi.
“Kami mendapat laporan, si anak merasa tertekan karena kemarin dia habis mengupload apa yang dia rekam dan viral. Kemarin ketika teman kami yang ke sana, disebut anaknya sampai pingsan dan tidak bisa ditanya-tanya,” kata Toyalis saat dikonfirmasi, Rabu (22/4).
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang tersebut menyampaikan, sedangkan tiga anak lainnya yang juga anak kandung Yuli telah dikembalikan kepada orang tuanya. Sebab, dari empat orang anak, beberapa di antaranya berbeda ayah.
“memang berbeda ayah, awalnya kami mau ambil semuanya, tapi orang tua dan bibinya mau mengurus. Karena dia ini tertua dan mendapat tekanan atau perundungan dari tetangga dan teman-temannya, maka kami bawa,”katanya.
Sementara, Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, selama tinggal di rumah singgah dia akan mendapat bimbingan mental oleh psikolog. Wanita yang baru berumur 18 tahun itu pun akan mendapat jaminan pendidikan dari Pemerintah Kota Serang.
“Pembinaan selama satu bulan dan biaya hidupnya akan ditanggung pemkot semua,”katanya.(Anwar/Teguh)