Wawasan Nusantara: Menyatukan yang Berbeda, Menguatkan yang Beragam

oleh -21 Dilihat
oleh

SERANG,PILARBANTEN.COM – Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote, berjajar ribuan pulau dengan suku, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda. Di tengah keragaman itulah lahir konsep Wawasan Nusantara — sebuah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sebagai satu kesatuan utuh.

Secara sederhana, Wawasan Nusantara mengajarkan kita untuk melihat Indonesia bukan sebagai potongan wilayah yang terpisah oleh laut, melainkan satu kesatuan yang dihubungkan oleh laut itu sendiri. Laut bukan pemisah, tapi pengikat. Inilah semangat yang menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Konsep ini berakar pada Pancasila dan UUD 1945, dua dasar utama yang menjadi pedoman dalam menjaga keutuhan bangsa. Dalam pelaksanaannya, Wawasan Nusantara menekankan nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, solidaritas, dan kerja sama — nilai yang mungkin terdengar sederhana, tapi justru menjadi kunci utama dalam menyatukan bangsa sebesar Indonesia.

Baca Juga:  Reformasi Pajak: Kelas Menengah dan Peran Masyarakat Bernegara

Tujuan utamanya jelas: membangun rasa nasionalisme yang tinggi dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Kalau setiap warga negara punya cara pandang seperti ini, maka perbedaan suku, bahasa, dan budaya bukan lagi alasan untuk terpecah, tapi menjadi kekuatan yang memperkaya Indonesia.

Dalam kehidupan nyata, Wawasan Nusantara tercermin dalam empat kesatuan penting:
1. Kesatuan Politik, yang menegaskan kedaulatan dan keutuhan wilayah.
2. Kesatuan Ekonomi, di mana kekayaan alam dikelola untuk kemakmuran rakyat.
3. Kesatuan Sosial Budaya, yang menjadikan keberagaman sebagai identitas bersama.
4. Kesatuan Pertahanan dan Keamanan, bahwa ancaman terhadap satu daerah adalah ancaman bagi seluruh bangsa.

Baca Juga:  Mahasiswa PNF Untirta berkolaborasi dengan PLN Indonesia Power UBP CILEGON dalam Kegiatan santunan guru ngaji di Desa Argawana

Artinya, Wawasan Nusantara bukan hanya konsep di atas kertas — tapi harus hidup dalam sikap dan tindakan kita sehari-hari. Mulai dari menghargai perbedaan, menjaga lingkungan sekitar, sampai menggunakan media sosial dengan bijak agar tidak memperkeruh persatuan bangsa.

Di era globalisasi seperti sekarang, tantangan terhadap persatuan bangsa datang dari berbagai arah: arus informasi yang cepat, konflik kepentingan, dan perbedaan pandangan politik. Justru di sinilah pentingnya Wawasan Nusantara sebagai “kompas” yang mengingatkan kita akan tujuan bersama: Indonesia yang utuh, adil, dan sejahtera.

Wawasan Nusantara bukan sekadar pelajaran di sekolah, tapi panduan hidup yang mengingatkan kita siapa kita sebenarnya — bangsa besar yang berdiri di atas keberagaman, tapi bergerak dengan satu tujuan. Karena pada akhirnya, cinta tanah air bukan hanya soal kata-kata, tapi tentang bagaimana kita menjaga persatuan dalam setiap langkah.

Baca Juga:  Pj Gubernur Banten A Damenta Terima Rombongan Unpam Kampus Serang

Nama : Sanen
NIM : 251090200291
Fakultas Hukum Universitas Pamulang PDSKU Kota Serang