Pandeglang, – Pemerintah Kabupaten Pandeglang mengizinkan sekolah-sekolah di wilayahnya untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Selain itu, sejumlah fasilitas umum seperti alun-alun yang menjadi tempat berkumpulnya orang banyak pun sudah mulai dibuka.
Namun, pemeriksaaan swab test atau uji spesimen swab melalui metode polymerase chain reaction (PCR) di kota Badak tersebut masih jauh di bawah standar World Health Organization (WHO).
Juru Bicara Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sulaeman mengatakan, hingga saat ini pemeriksaan swab test melalui metode polymerase chain reaction (PCR) baru menyentuh angka sebanyak 1.242 sampel.
Jumlah tersebut masih jauh dibawah standar WHO sebesar satu persen sampel dari jumlah penduduk yakni sebanyak 12.000 sampel.
“Karena tempat pemeriksaan PCR yg terbatas dan daya tampung pemeriksaannya (terbatas). Masalahnya apakah laboratorium bisa menampung semua? makanya harus terjadwalkan,” kata Sulaeman saat dikonfirmasi, Selasa (1/9/202).
Sementara, untuk pemeriksaan rapid test atau tes cepat corona sudah menyentuh angka sebanyak 12.481 sampel dan telah memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Hingga saat ini kita masuk bergerak melakukan pemeriksaan untuk memutus mata rantai penularan,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten total jumlah kasus positif corona di Pandeglang per hari Senin (31/8/2020) sebanyak 32 kasus. Rinciannya, sebanyak 21 orang sembuh, sebanyak 8 orang masih dirawat dan sebanyak 3 orang meninggal dunia.(Anwar/Rey)