Serang, – Sektor perekonomian daerah mendapat pukulan kuat dari dampak Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu. Dampaknya, sebagai dampak Pandemi, perekonomian Banten pada tahun 2020 sempat mengalami resesi dengan pertumbuhan negatif 3,38%.
Namun satu setengah tahun berjalan, pada triwulan II tahun 2021 ini, kinerja perekonomian Banten bisa bangkit, bahkan melejit sampai 8,95% yang jauh di atas kinerja perekonomian nasional yang mencapai 7,07%.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengatakan, tingginya laju pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi sinyal bahwa perekonomian Banten mulai berangsur bangkit dan kebijakan yang dilakukan telah menuju arah yang benar.
“Capaian ini terutama ditopong oleh kinerja investasi dengan realisasi sebesar Rp62 triliun pada tahun 2020 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 73 ribu orang dan pada semester I 2021 sebesar Rp31 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 37 ribu orang,” ujarnya, Senin (24/10/2021).
Untuk itu, lanjut WH, Banten menjadi daerah tujuan investasi terbaik keempat secara nasional. Dunia industri kembali menggeliat, tergambar dalam peningkatan ekspor dan impor dengan pertumbuhan net ekspor triwulan II 2021 mencapai 92,41 persen.
“Serta diresmikannya hot stril mill senilai Rp7,5 triliun milik PT Krakatau Steel oleh Presiden Jokowi pada tanggal 21 september 2021 lalu sebagai pabrik dengan teknologi modern terbaru kedua di dunia,” ucapnya.
Terkait dengan stabilitas harga bahan pokok dan bahan strategis, lanjutnya, juga mampu dijaga dengan tingkat inflasi 1,46 persen. Dengan angka stabilnya inflasi itu, Pemprov mampu menahan tingkat kemiskinan pada angka 6,66 persen meskipun dipengaruhi adanya pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
“Demikian juga tingkat gini ratio masih sejalan dengan target rpjmd yaitu 0,365. peningkatan kinerja juga ditunjukkan oleh indeks pembangunan manusia (ipm) yang pada tahun 2020 mencapai 72,45 pada tahun 2020, berada di atas kinerja nasional yang mencapai 71,94,” ungkapnya.
Sementara itu, tambah WH, untuk tingkat pengangguran terbuka telah menyentuh angka 10,64 persen di tahun 2020. Pada semester I 2021, turun ke kisaran 9,01 persen.
“Hal ini tidak lepas dari semakin menurunnya jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Banten, dari 6.629 pekerja pada tahun 2016 menjadi hanya 3.190 pekerja di tahun 2021 meskipun jumlah perusahaan industri meningkat darastis dari 11.862 perusahaan pada tahun 2016 menjadi 22.978 perusahaan pada tahun 2021,” jelasnya.
Terakhir, guna mempertahankan daya beli pekerja saat Pandemi Covid-19, di Provinsi Banten tercatat penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebanyak 872.985 pekerja dan 214.309 pekerja pada tahun 2021.
“Sedangkan penerima program kartu prakerja sebanyak 268.584 orang, dan penerima bantuan korban PHK dari Provinsi Banten sebanyak 7.137 orang,” tutupnya.(loet)