Pandeglang, – Satu keluarga di Kabupaten Pandeglang, Banten terdari suami istri dan empat anaknya tinggal di rumah reot yang nyaris ambruk. Kondisi rumah yang terletak di Kampung Kadu Banen, Desa Kabayan, Kecamatan Pandeglang itu tidak layak huni.
Padahal, lokasi rumah Lia Marliani (41) bersama suami bernama Riki Rudianto (40) dan empat anaknya hanya berjarak satu kilometer dari kantor Bupati Pandeglang Irna Narulita.
Kondisi rumahnya sudah lama rusak karena dimakan usia dan tertimpa pohon. Bahkan, ia sudah tidak memakai ruangan kamar karena kondisinya bocor tidak beratap dan langit-langitnya jebol hanya ruang tengah dan dapur yang bisa terpakai.
Apalagi sekarang seluruh atap banguan ambruk akibat tertimpa pohon lengkeng yang berada di belakang rumahnya. Jika turun hujan air masuk ke dalam dan membanjiri seluruh ruangan.
“Untuk sementara atapnya pakai terpal dulu supaya air hujan tidak terlalu masuk,”kata Lia saat ditemui di rumahnya, Jumat (22/5).
Ia tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya, usaha warung nasi uduk miliknya terpaksa tutup dan bangkrut karena tidak ada pembeli. Sopir truk barang yang biasa makan di warungnya sudah tidak beroperasi semenjak pandemik virus corona atau COVID-19.
Sementara, suaminya menganggur setelah kena pemutusan bubungan kerja di sebuah pom bensin di daerah Pandeglang pada tahun 2018 lalu.
“Udah lama rusaknya belum bisa ngebetulin kepentok sama biaya anak sekolah. Jadi di diemin aja. Keropos kali yah, rubuh (roboh) makanya,” katanya.
Sejak tidak berjualan nasi uduk, Lia dan keluarganya menggantungkan hidup terhadap belas kasihan tetangga dan saudara. Bahkan hingga saat ini, keluarga Amin tidak masuk Program Keluarga Harapan (PKH) maupun jaring pengamanan sosial akibat virus.
“Kebetulan bulan puasa pada ngasih jakat uang. Kalau dari yg lain gak ada penghasilan. Saya harapnya dapet bantuan COVID juga, soalnya kan saya juga gak dapet PKH, BLT juga karena rumah ini diisi enam orang, suami sama anak,”katanya.(Anwar/Teguh)