Serang, – Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menyebut lonjakan kasus yang terjadi di wilayahnya disebabkan adanya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi di wilayah Jabodetabek.
Dalam sepuluh hari terakhir jumlah kasus terkonfirmasi positif di Banten terus meningkat. Lonjakan tertinggi terjadi di pada 12 Juni 2020 yaitu dengan sebanyak 74 kasus positif.
Ati mengungkapkan ada dua faktor yang memgaruhi lonjakan kasus positif COVID-19 di Banten. Pertama adalah dampak dari mulai terjadinya pelonggaran sosial pada masa transisi di Jabodetabek.
“Kemudian juga masifnya tracing (pelacakan-red) dan screening swab PCR (polymerase chain reaction),” kata Ati saat dikonfirmasi, Senin (15/6).
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi, jumlah kasus terkonfirmasi positif corona di Banten mencapai sebanyak 1.109 kasus. Rinciannya, sebanyak 427 orang masih dirawat, sebanyak 599 orang sembuh dan sebanyam 83 orang dinyatakan meninggal dunia.
Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 9.293 orang. Rinciannya, sebanyak 615 orang masih dipantau dan sebanyak 8.678 sembuh. Lalu jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 2.670 pasien. Rinciannya, sebanyak 604 pasien masih dirawat, sebanyak 1.766 pasien sembuh dan sebanyak 300 pasien meninggal dunia.
Terkait mulai adanya kecenderungan masyarakat yang mulai apatis terhadap pandemi COVID-19, Ati mengimbau untuk tetap meningkatkan kesehatan masyarakat dalam memercepat penurunan kasus. Masyarakat diimbau untuk Keluar rumah hanya untuk hal yang penting. Lalu apapun dan dimanapun, aktifitas selalu menerapkan protokol kesehatan.
“Jadikan protokol kesehatan sebagai pendisiplinan diri dan budaya kehidupan kita sehari-hari,” tuturnya.(Anwar/Teguh)