Massa Tanggap Darurat Bencana Lebak Diperpanjang

oleh -161 Dilihat
oleh

LEBAK, PILARBANTEN.COM – Pemerintah Kabupaten Lebak memperpanjang massa tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang dan longsor. Perpanjangan dimulai dari 14 Januari hingga 28 Januari 2020.

Sebelumnya, massa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor di Lebak yang ditetapkan pada 1 Januari telah berakhir hari ini 14 Januari 2019.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan, perpanjangan massa tanggap darurat dilakukan lantaran penanganan pasca bencana banjir dan longsor masih belum tuntas. Masih ada daerah terisolir seperti di Kampung Gunung Julang, Desa Lebak Situ, Kecamatan Lebak Geding. Lalu ada akses jalan yang masih terputus dan masih banyak pengungsi di posko pengungsian.
“Alasan karena masih banyak daerah yg terisolir. kedua masih banyak pengungsi dilokasi Pengungsian. Kemudian cuaca curah hujan masih tinggi. Persiapan ke pemulihan masih banyak yang harus dilakukan,” kata Kaprawi saat dikonfirmasi, Selasa (14/1/2020).
Selain itu, perpanjangan massa tanggap darurat akan dilakukan Pemkab Lebak untuk mempersiapkan pembangunan hunian sementara (Huntara) atau mencari rumah sewaan untuk warga yang rumahnya rusak dan hanyut terbawa arus banjir. Sementara mereka masih tinggal di posko pengungsian.
“Jadi sambil mempersiapkan mebuat Huntara atau sewa rumah. Kalau sewa rumah kan harus mencari rumah yang disewakan untuk memfasilitasi korba yng sebanyak itu. Untuk Huntara, Pemkab Lebak harus menyiapkan lahannya juga,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD Lebak, sebanyak 1.392 orang masih tinggal di pengungsian lantaran rumah mereka rusak tertimbon lingsor dan hanyut terbawa arus banjir bandang.
Akibat bencana banjir di Lebak, rumah rusak berat sebanyak 1.110 rumah, rusak sedang sebanyak 230 rumah, rusak ringan 309 rumah, rumah yang terbawa arus banjir bandang sebanyak 1.649 rumah.
Lalu, kerusakan lahan pertanian, persawahan seluas 890,5 hektar, Holtikultura seluas 7,5 hektar dan lahan perikanan seluas 10,3 hektar. Sedangkan untuk kerusakan infrastruktur, jembatan sebanyak 27 unit, daerah irigasi sebanyak 5 DI, 1 Kantor Kecamatan dan 3 kantor desa.
Sementara untuk korban terkena dampak bencana 9 orang meninggal, 2 orang hilang, 1 orang luka berat, 66 orang luka ringan. (Anwar/Teguh)

Baca Juga:  Lengan Ibu Menjadi Bantal Bagi Balita di Pengungsian