KOTA SERANG, PILARBANTEN .COM – PT. Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2020 ini akan memperpanjang jalur ganda Kereta Rel Listrik (KRL) dari Rangkasbitung hingga stasiun Serang. Pemprov Banten hingga kini masih menunggu dokumen perencanaan dari PT KAI. Setelah adanya dokumen itu baru bisa kami jalankan.
Untuk tahap awal, PT KAI akan membangun elektrifikasi perpanjangan jalur dari Stasiun Rangkasbitung ke Stasiun Serang.
Kepala Biro Bina Infrastruktur dan Sumber Daya Air (SDA) Setda Pemprov Banten, Nana Suryana membenarkan akan adanya penambahan jalur duoble track untuk KRL dari Rangkas ke Serang. Namun, dirinya tidak bisa berbicara banyak karena belum mendapat dokuemen perencanaan dari PT KAI.
“Dokumen tersebut nantinya berisi posisi anggaran dan pembebasan lahan. Termasuk soal pelabaran jalur juga ada. Tapi sampai sekarang dokumennya belum saya terima,” kata Nana saat ditemui di ruang kerjanya, di Gedung OPD terpadu, KP3B, Kota Serang, Selasa (14/1/2020).
Saat ditanya apakah akan ada pelebaran lahan , Nana mengaku, hal itu memungkinkan terjadi. Hal itu mengingat jalur KA Rangkasbitung-Serang saat khususnya di beberapa titik tidak bisa dipaksakan untuk dibuat dua jalur.
“Kemungkinan ada. Tapi kita lihat kalau lahan KAI yah tinggal bangun. Kalau di atasnya ada bangunan tinggal ganti rugi saja. Tapi khusus di Walantaka nanti akan diusulkan di buat fly over. Tapi lagi-lagi kita masih nunggu dokumen resminya,” katanya.
Saat ditanya terkait progres reaktivasi Rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, Nana mengaku, berdasarkan informasi yang didapat jika Januari ini baru akan dilakukan perhituang apraisal.
“Targetnya kan 2019. Tapi akhirnya pembebasan dan pembayaran itu di 2020 termasuk fisiknya juga. Masih tahap apraisal. Jadi yang dihitung bukan bangunan, tapi lama tinggal, usaha apa disitu, lalu biaya pembongkaran dan pengangkutan, dan biaya tinggal sementara maksmila 12 bulan. Dan itu anggaran pembiayaan berumber dari APBN,” jelasnya.
“Dan kemarin juga pendataan sudah, tinggal keluar nilainya saja. Dan nanti dari penilaian akan disampaikan ke Gubernur Banten untuk selanjutnya dilakuakn penetapan besaran kompensasi yang langsung disampaikan ke masyarakat,” sambungnya.
Saat ditanya terkait pembangunan fisik rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, Nana mengaku, hal itu bergantung dari kecapatan pembayaran kompensasi. Berdasarkan informasi, pembanguna fisik reaktivasi rel akan dimulai pada April 2020.
“Kalau belum selesai nggak bisa. Masa diusir, kemana mereka akan tinggal. Kan di komponen kompensasi itu juga ada biaya kontrak. Dan intinya baik pemprov maupuan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang seluruhnya mendukung rekativasi ini,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten, Tri Murtopo membenarkan, jika tahun ini akna dibangun jalur KRL Rangkasbitung-Serang. “Yah benar. Tapi saya belum tahu kapan pembangunannya,” katanya.
Saat ditanya terkait rekativasi rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, Tri mengaku, hal itu masih menunggu penghitungan apraisal. “Tinggal bayar. Sekarang masih dihitung. Dan kemungkinan April sudah mulai dikerjakan,” katanya.
Sebelumnya, Executive Vice Presiden PT KAI Daerah Operasi 1 Bidang Teknis dan Operasional Sofyan Hasan mengatakan, berdasarkan rencana kerja pihaknya ditargetkan ada penambahan jalur layanan KRL. Jika sebelumnya hanya sampai Stasiun Rangkasbitung, kini akan diperpanjang hingga Stasiun Serang.
“Jadi rencana KRL tahun depan sudah sampai Serang. Masyarakat Serang ke sini, (stasiun) Jambu, Catang dan lain lain bisa dilayani KRL,” ujarnya
Sofyan menjelaskan, kondisi rel kereta dari Stasiun Rangkasbitung hingga Serang yang masih satu lajur bukan suatu kendala. KRL masih bisa dioperasikan mesti lajur yang tak berbasis double track atau lajur ganda.
“Setahu saya trek yang ini akan diganti dulu semuanya. Enggak masalah satu track. Contoh, masih ada di kita di (Stasiun) Citeras sampai rangkas masih satu track, yang satu belum selesai, itu bisa dioperasikan,” jelasnya.(Rey/Al)