KOTA SERANG, PILARBANTEN.COM – Setelah posisi rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Banten melejit jauh ke angka 54,10 persen, dalam waktu dekat di minggu ini, bank plat merah ini dipastikan akan kembali menjadi bank umum yang normal, hanya tinggal menunggu surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Untuk mempersiapkan hal itu, jajaran pengurus Bank Banten melaksanakan webinar nasional dengan tema Kick Off Business Bank Banten 2021. Dalam webinar itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada segenap insan pengambil keputusan di Bank Banten, khususnya dalam hal pemahaman perekonomian di tengah Pandemi COVID-19. Selain itu, kegiatan webinar itu juga dilakukan guna memberikan arah kebijakan strategis perseroan kedepan seperti dalam hal penyusunan strategi fungsional perseroan yang mencakup upaya intermediasi dan strategi dalam menciptakan nilai sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD).Ekonom Senior yang juga merupakan salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri, dalam pemaparannya mengatakan, terlepas dari melambatnya perekonomian global dan nasional sebagai dampak Pandemi COVID-19, Faisal menyatakan bahwa perbankan perlu mempersiapkan diri guna menangkap peluang pemulihan ekonomi paska Pandemi dan mendorong inovasi melalui teknologi.“Keberadaan Bank Banten sebagai BPD sangat penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Provinsi Banten. Keberpihakan segenap pemangku kepentingan, khususnya kepala daerah di Provinsi Banten, kepada Bank Banten sangatlah diperlukan,” katanya, Senin (7/12/2020).Faisal menambahkan, peran kepala daerah dalam memberikan support terhadap keberadaan Bank Banten sebagai BPD tidak hanya dalam hal permodalan, tetapi juga menempatkan Bank Banten sebagai salah satu pilar pembangunan dan menciptakan nilai tambah terhadap perekonomian daerah. Hal ini tentunya merupakan skema ideal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.“Sebagai contohnya adalah bagaimana menempatkan Bank Banten sebagai mitra strategis Pemprov dalam memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setempat yang tentunya harus diiringi dengan kemajuan teknologi guna menjangkau seluruh lapisan masyarakat, khususnya pelaku UMKM yang sangat membutuhkan intermediasi perbankan,” lanjutnya.Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa mengatakan dengan dukungan para pemangku kepentingan, tentunya keberadaan Bank Banten akan memberikan efek pengganda perekonomian yang luar biasa kepada segenap masyarakat Banten, dengan turut memanfaatkan kurva pertumbuhan ekonomi Banten yang relatif baik bilamana dibandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia.”Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pengelolaan Statistik (BPS), dalam periode 2014 – 2019, PDRB Banten atas harga konstan tahun 2010 meningkat dengan Compounding Aggregate Growth Rate (CAGR) 5,6%, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dengan CAGR 9,2%. Meskipun dalam 6 bulan di tahun 2020 PDRB Banten turun dibandingkan periode yang sama tahun 2019, sebagai akibat dari pandemi virus corona yang berdampak terhadap penurunan aktivitas ekonomi,”tuturnya.Namun, lanjut Fahmi, PDRB Banten diperkirakan akan kembali meningkat ke depan seiring potensi membaiknya konsumsi masyarakat ditengah adanya kebijakan new normal serta meningkatnya konsumsi Pemerintah yang didukung oleh pengeluaran untuk penanggulangan Pandemi COVID-19.”Dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA), meskipun sempat meningkat dalam periode 2014–2017, namun PMA di Banten cenderung menurun beberapa waktu terakhir, terutama ditengah meningkatnya tekanan ekonomi secara global akibat Pandemi Covid-19,” jelasnya.Diakui Fahmi, di semester I 2020 ini terdapat 2178 proyek yang didanai dengan PMA, dengan nilai investasi mencapai USD733,1 juta. Secara nasional, di kuartal II 2020, Provinsi Banten menempati peringkat lima untuk realisasi investasi dari investor asing, dengan nilai investasi sebesar USD411,0 juta, dan memiliki porsi sebesar 6,1% dari total nilai penanaman modal asing di Indonesia. “Kedepan, Banten diperkirakan akan tetap menjadi salah satu tujuan investasi PMA yang didukung oleh jalur distribusi produk dan infrastruktur Banten yang sangat memadai seperti Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, Jalan Tol Jakarta–Merak, Jaringan Kereta Api Jakarta–Rangkasbitung, maupun pelabuhan–pelabuhan yang ada di Banten,” ujarnya.Di akhir pemaparannya Fahmi optimis dengan potensi PMA yang masih cukup besar di Provinsi Banten, maka hal ini dapat menjadi peluang bagi Bank Banten untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dana PMA, terutama dana untuk proyek–proyek yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah Banten.
Kick Off Business 2021, Bank Banten Siap Membangun Perekonomian Daerah
“Dengan demikian, diharapkan kontribusi Bank Banten sebagai BPD dapat lebih dirasakan, khususnya dalam sektor-sektor perekonomian yang strategis,” tutup Fahmi. (Al/Red)