Serang, – Kuburan Asiyah (40) tahun, warga Lingkungan Cidadap RT/RW 09/02, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang dibongkar kembali oleh warga setempat, Sabtu (26/6/2021) kemarin.
Pembongkaran itu dilakukan warga atas permintaan suami Asiyah dan keluarga karena merasa janggal dengan status Asiyah yang dinyatakan positif Covid-19, namun tanpa ada surat keterangan pasti dari pihak Rumah Sakit (RS) rujukan, yakni RSUD Provinsi Banten.
Suami Asiyah, Zahroni (45) saat ditemui di lingkungannya mengatakan, dirinya menginginkan makam istrinya dibongkar kembali lantaran pada saat penguburan dilakukan dengan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.
“Padahal dari pihak RS tidak disertakan surat keterangan Covid-19-nya, hanya surat kuning atau surat kematian,” ujarnya, Senin (28/6/2021).
Atas hal itu, lanjut Zahroni, dirinya menginginkan pemakaman jenazah istrinya dilakukan sebagaimana syariat ajaran agama Islam.
“Sampai saat ini saya juga belum nerima itu fisik suratnya seperti apa hanya bentuk foto yang beredar di teman-teman,” katanya.
Zahroni menceritakan, istrinya sejak tanggal 9 Juni 2021 kemarin memang dilakukan perawatan di RSUD Banten dengan diagnosa asma dan darah tinggi.
Pada saat itu, dia sendiri belum sempat menemani karena masih kerja di Jawa, sehingga yang menemani adalah anaknya.
Namun ketika dilakukan tindakan, istrinya dinyatakan positif dan dirawat di ruang isolasi khusus Covid-19. “Anak saya juga ga tau kamarnya karena tidak diizinkan masuk, tapi perawat di sana setiap hari memberitahukan perkembangan kondisi istrinya,” ucapnya.
Perawatan itu berlangsung selama 11 hari, setelah kemudian dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19.
“Akhirnya atas hasil musyawarah keluarga, makam itu dibongkar lagi tujuh hari setelah pemakaman pertama, lalu jenazah dimandikan lagi dan dikuburkan tanpa menggunakan peti,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut Lurah Kelurahan Tinggar, Baejuri juga menyayangkan kejadian ini menimpa warganya, sehingga persoalannya menjadi ramai seperti ini.
“Pada hakikatnya saya beserta warga di sini memahami kondisi yang sedang terjadi di tengah Pandemi Covid-19, dan kami pun patuh terhadap apa yang diintruksikan oleh pemerintah,” ujarnya.
Namun persoalannya muncul, ketika warganya tidak mendapatkan bukti otentik terutama surat keterangan yang menyatakan bahwa jenazah Asiyah ini memang benar Covid-19.
“Pada saat penguburan, tim Nakes tidak menyampaikan surat itu kepada pihak keluarga, dan ketika diminta juga tidak ada,” ucapnya.(loet)