Serang – Hingga saat ini, Kecamatan Kasemen masih menjadi urutan pertama dengan angka stunting yang cukup tinggi dibandingkan kecamatan lainnya, yakni 792 anak dari 11.108 jumlah balita yang ada.
Sementara di urutan kedua ada Kecamatan Cipocok Jaya sebanyak 590 anak yang mengalami stunting dari 8.971 balita yang ada.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang Toyalis mengatakan, saat ini ada 2.794 atau 4.0 persen orang anak di Kota Serang yang mengalami stunting dari 70.513 balita yang ada di Kota Serang.
“Kemudian di Kecamatan Serang sebanyak 603 anak dari jumlah 22.228 balita. Kecamatan Curug sebanyak 357 anak dari jumlah 5.790 balita, Kecamatan Taktakan sebanyak 156 anak dari 10.637 balita, dan Kecamatan Walantaka sebanyak 296 anak dari 11.779 balita,” katanya, Senin (21/6/2021).
Namun demikian, dia menjelaskan, angka stunting di Kota Serang tahun 2021 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni sebesar 27 persen secara nasional dan ditargetkan menurun hingga 14 persen secara nasional.
“Iya, kalau nasional kami 27 persen, dan ditargetkan 14 persen pada tahun mendatang,” ujarnya.
Pihaknya pun mengaku terus berupaya menurunkan angka stunting secara nasional, mulai dari memberikan asupan gizi pada remaja putri dan calon pengantin.
“Jadi yang kami sasar itu remaja putri, khusus calon pengantin, dan para ibu hamil agar gizinya tercukupi,” katanya.
Hal itu dilakukan untuk menekan angka stunting di Kota Serang, seperti memberikan asupan gizi seimbang dan nutrisi yang bagus bagi calon ibu.
“Karena stunting itu terjadi apabila si ibu atau calon ibu memiliki gizi dan nutrisi yang tidak terpenuhi,” ujarnya.
Ketika hamil pun, calon ibu disarankan untuk rutin memeriksakan kehamilannya. “Misalnya pada trimester pertama hingga seterusnya. Karena ibu hami itu orang sehat yang berisiko, terkadang jelang melahirkan darahnya naik atau sebagainya,” ucapnya.
Sementara itu Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, di Kota Serang sejak 2018 jumlah stunting mencapai 7,2 persen dari balita yang ada di Kota Serang.
“Tapi Alhamdulillah dari 2018 hingga tahun 2021 ini penurunan angka stunting sangat signifikan, menjadi 2,6 persen,” katanya.
Penurunan angka stunting di Kota Serang, dia menjelaskan berkat kesadaran masyarakat dan kerja keras para kader posyandu dalam menyosialisasikan kebutuhan vitamin dan gizi bagi ibu hamil.
“Semuanya, bukan hanya karena pemerintah kota saja, tapi masyarakat dan para kader posyandu,” ujarnya.
Dia pun menargetkan pada 2023 angka stunting di Kota Serang turun menjadi 0, sekian persen dari jumlah yang ada saat ini.
“Mudah-mudahan bisa sampai 0, sekian persen untuk tahun 2023. Jadi itu target kami untuk menuntaskan angka stunting,” tuturnya.(loet)