KOTA SERANG, PILARBANTEN.COM – Angka stunting di Kota Serang Capai 2556 anak atau sekitar 5,8 persen dari total populasi anak di Kota Serang. Angka itu mengalami kenaikan 2 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,4 persen atau sekitar 2543 anak.
Sedangkan pada tahun ini, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang masih melakukan ferivikasi data di lapangan, sehingga belum menemukan data pastinya. “Ini kan masih bulan perimbangan, jadi masih fluktuatif datanya,” ujar Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Serang, Lenny Suryani, Kamis (27/02/2020).
Lenny menambahkan faktor yang menyebabkan gizi buruk dan stanting bisa terjadi karena asupan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta penyakit menular seperti HIV dan TBC.
“Kalo dari 1000 HPK itu tidak difokuskan asupan gizinya, dan si anak kekurangan gizi, biasanya anak itu akan mengalami gizi buruk ataupun stanting,”tambahnya.
Lenny pun mengungkapkan bahwa Gizi buruk dan Stanting bisa diatasi pada saat melahirkan dengan diberikan gizi yang cukup.
“Bisa kita atasi dengan diberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), lalu dikasih asi eksklusif, baru kemudian dikasih MP ASI,” ungkapnya.
Angka gizi buruk dan stunting yang cukup tinggi terdapat di Kecamatan Kasemen, Cipocok dan Taktakan. Untuk mensukseskan program SDM unggul, pemerintah pusat memberikan bantuan 1.000 jamban untuk menghilangkan budaya Dolbon dan beralih ke pola kehidupan yang bersih dan sehat. (Agung/Al)