Habitat Badak Jawa di Ujung Kulon Relatif Cukup Baik

oleh -129 Dilihat
oleh

Serang, – Beberapa hari lalu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan kabar baik dengan kelahiran dua individu Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Satu berjenis kelamin jantan dan satu betina. Badak jantan diberi nama Luther, merupakan anak kedua dari Sinta. Lalu badak betina diberi nama Helen, merupakan anak ketiga dari Ramona. Hingga saat ini total ada sebanyak 74 individu populasi Badak Jawa di TNUK.

  1. Ditargetkan populasi bertambah 20 persen selama 10 tahun kedepan

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Anggodo mengatakan, pihaknya optimis populasi Badak Jawa akan terus bertambah dan menargetkan peningkatan populasi sebesar 20 persen dalam sepuluh tahun kedepan.

Berdasarkan monitoring Balai TNUK, populasi Badak Jawa sampai Agustus 2020 tercatat sebanyak 74 individu terdiri dari 40 jantan dan 34 betina, dengan komposisi umur terdiri dari 15 adalah individu anak dan 59 laiinya merupakan klaster usia remaja-dewasa.

“Kita pun ingin menjadikan TNUK salah satu pusat pembelajaran konservasi badak jawa di dunia,” kata Anggodo dalam Webinar peringatan World Rhino Day, Selasa (22/9/2020).

  1. Habitat Badak Jawa di TNUK masih relatif baik

Dia menjelaskan, habitat satwa purba di semenanjung Ujung Kulon masih relatif cukup baik sehingga masih mampu berkembang biak. Dimana kekayaan tamanan pakan badak untuk keberlangsungan hewan satwa satu-satunya di dunia tersebut.

“Saat ini kita sedang optimalisasi rumput dan mengedukasi masyarakat untuk menjaga badak. Lalu pembuatan pagar disemenanjung Ujung Kulon mengantisipasi bencana alam letusan Krakatau dengan memperluas jelajah badak ke wilayah timur,” katanya.

  1. Ujung Kulon satu-satunya habitat Badak Jawa

Pengamanan habitat badak bercula satu dari gangguan internal dan eksternal atau bencana alam, kata Anggodo, menjadi salah satu tantangan Balai TNUK dalam rangka menjaga populasi Badak Jawa.

“Kematian satu anak badak saja akan menjadi kehilangan dunia. Karena hanya ada satu di dunia. Jangan sampe kaya badak di sabah Malaysia yang sudah punah,” katanya. (Anwar/Red)