Cilegon, – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi tsunami 8 meter di Kota Cilegon, Banten. Potensi itu merupakan hasil kajian BMKG.
Dalam rangka mengantisipasi terjadi bencana alam tersebut, Tim SAR Gabungan dari TNI, BNPB, Polairud, PMI, Tagana, Basarnas Banten menggelar simulasi penanggulangan bencana tsunami. Simulasi dilakukan di Lingkungan Cipala, Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon.
Komandan Pasmar 1, Brigjen TNI Hermanto mengatakan latihan yang dilakukan saat ini yakni proses memitigasi sampai dengan rehabilitasi ketika terjadi bencana tsunami. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi resiko bencana.
“Kita berupaya latihan kali ini sesuai dengan apa yang terjadi dan menggunakan jalur evakuasi khususnya di daerah Banten,” kata Hermanto, Selasa (14/12/2021)
Selain latihan teknis lapangan, para petugas pun diberikan Pengenalan Bencana Gempa Bumi, Pengenalan Bencana Tsunami, Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Mitigasi Bencana Tsunami, dan Teknik Penyuluhan.
Dia diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi risiko bencana, perlunya pembekalan berupa pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat setempat.
“Tentunya ini menjadi edukasi untuk masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di tempat kejadian yang kita laksanakan tempat latihan ini,” katanya.
Terlebih saat ini dia menyampaikan, tsunami telah terdeteksi di wilayah Marapokot dan Reo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Oleh karenanya, seluruh unsur agar tetap waspada sebab bencana alam ini tidak dapat diketahui kapan akan terjadi.
Untuk diketahui, BMKG juga memutakhirkan kekuatan gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,5 SR yang mengguncang barat laut Larantuka, NTT, menjadi 7,4 SR.
“Latihan ini pun salah satu respon kita terhadap bencana gempa bumi di NTT,” katanya.(kusno)