Serang, – Pemkot Serang kekurangan stok beras sekitar 17.547 ton dalam setahun. Kekurangan stok itu merupakan dampak dari alih fungsi lahan yang terjadi akibat dari proses pembangunan yang terus dilakukan.
Kepala Bidang Pertanian dan Penyuluhan pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Serang Andriyani mengatakan, jumlah kebutuhan beras masyarakat Kota Serang mencapai 68.249,6 ton per tahun.
Sedangkan jumlah produksi beras dari petani mencapai 50.702 ton beras. Ini merupakan ketersediaan beras yang berasal dari hasil produksi petani yang menggarap lahan pertanian seluas kurang lebih 8.475 hektare.
“Artinya ada kekurangan sebanyak 17.547 ton beras,” katanya.
Angka kebutuhan beras itu sendiri, lanjutnya, didapatkan dari kebutuhan rata-rata masyarakat di Provinsi Banten sebagaimana data yang dimiliki Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten.
Data itu menunjukkan, setiap orang, sesuai dengan kebutuhan per kapita, rata-rata membutuhkan 99,20 kg beras per tahun.
Dengan mengalikan jumlah kebutuhan beras per tahun dengan jumlah penduduk Kota Serang sebanyak kurang lebih 688 ribu jiwa.
” Maka didapati angka sebesar 68.249.900 kilogram beras atau setara dengan 68.249,6 ton beras,”Jelasnya.
Andriyani mengatakan, produksi padi tahun 2020 sendiri hanya 96.564 ton gabah kering panen, terdiri dari 95.678 ton padi sawah dan 886 padi gogo.
“Dari 96.564 ton gabah kering panen panen itu bila dikonversi menjadi beras menjadi 50.702 ton beras,” pungkasnya.(leot)