SERANG – Sarwiyah (75), seorang janda yang tinggal di lingkungan Pesanggrahan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, terpaksa harus menyimpan kembali pakaian yang sudah ia persiapkan untuk berangkat ke tanah suci tahun ini.
Tidak hanya pakaian, dokumen-dokumen lainnya yang berkenaan dengan persiapan pemberangkatan juga ia simpan kembali.
Sarwiyah mulai mendaftar haji reguler pada tahun 2012 silam, seusai ditinggal sang suami wafat. Bagi Sarwiyah, hidup seorang diri di usia senja tak ada tujuan lain selain menggenapkan rukun Islam yang kelima, yakni berangkat haji.
Berbekal hasil usaha bertani dan hasil berjualan keliling dan urut, dengan tekad dan niatan yang besar ia berani mendaftar haji seorang diri.
“Pada saat itu dari hasil usaha tani dan lainnya saya ikut arisan. Setelah dapat uangnya kemudian saya belikan emas untuk ditabung, terus begitu sampai seterusnya, setelah terkumpul sekitar Rp25 juta, baru mendaftar haji” ceritanya, Kamis (10/6/2021).
Hingga pada bulan Mei 2020, Sarwiyah melunasi seluruh pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH), karena sebelumnya sudah ada surat pemberitahuan pemberangkatan dari biro travel haji.
Namun, penantian lama untuk bisa pergi mengunjungi Ka’bah itu untuk keduakalinya harus sirna. Sarwiyah mengaku pasrah dengan kenyataan yang ada.
“Ibu mah gimana rombongan saja. Sekarang mah ikhlas saja. Kata pemerintah tahun depan yah tahun depan, kalau katanya sekarang (tahun ini) yah ikut aja. Yang penting mah sehat aja dulu, berangkatnya mah kapan aja,” katanya.
Dirinya juga mengaku, tidak berniat mengambil dana haji yang disimpan di salah satu bank syariah di Kota Serang.
“Ibu mah ngga ada niatan, biarin di bank saja. Sekarang mah jaga kesehatan saja,” ujarnya.
Ketika berada di Ka’bah nanti, tambah Sarwiyah, dirinya tidak mempunyai permintaan atau doa khusus. Di usia senjanya ia hanya meminta diberikan kesehatan, lancar rezeki dan panjang umur.
“Ga ada sih doa khusus mah, biasa saja,” ucapnya.(loet)