Serang, – Anggaran pembelian alat pengambilan sampel darah kilat alias rapid test di Provinsi Banten mencapai sebesar Rp 25.993.268.000. Rapid test tersebut digunakan untuk melakukan pemetaan penyebaran virus corona atau COVID-19.
Meski demikian pemeriksaan sampel darah kilat itu tidak dapat efektif mendiagnosi orang yang terpapar virus corona.
Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan anggaran senilai hampir Rp26 miliar tersebut digunakan untuk pembelian sebanyak 154.000 stik alat rapid test. Selain itu, anggaran tersebut digunakan untuk pembelian bahan habis pakai seperti alcohol swab, blood lanset dan pen lanset, biaya sewa tenda, meja, kursi, kipas angin saat layanan rapid test drive thru dan makan minum petugas.
Kemudian alat rapid test yang dibeli Pemprov sebanyak 154.000 stik tersebut sebagian di distribusikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota dan sebagian dikerjakan langsung oleh Dinkes Provinsi Banten.
“Dari sisi diagnostik rapid test tidak efektif karena rapid test bukan sebagai diagnosa pasti orang terpapar COVID atau tidak. Untuk diagnosa pasti dilakukan swab,” kata Ati saat dikonfirnasi, Kamis (25/6).
Disampaikan Ati, meski tidak efektif, Namun dalam pandemik COVID-19 dan dalam rangka mempercepat pemutusan rantai penularan COVID-19 diperlukan penjaringan atau screening massal sebagai langkah awal untuk menentukan siapa saja yg menjadi prioritas orang yang harus dilakukan swab karena mengingat pemeriksaan swab dilakukan tenaga khusus yang terbatas.
“waktu pemeriksaan dengan hasil yang cukup lama/ memakan waktu, ketersediaan Lab rujukan COVID hanya sedikit, reagen dan bahan habis pakai yang dibutuhkan membelinya harus indent, biaya yg dikeluarkan besar. Sehingga rapid test masih terus digunakan dan efektif di masa pandemik ini,” katanya.
Terkait perusahaan BUMN Bio Farma sudah memproduksi PCR, dikatakan Ati, untuk melakukan pemeriksaan Swab PCR di Bio Farma, masyarakat harus membayar cukup mahal.
“Dan kalau membandingkan itu hrs apple to apple tidak bisa membandingkan antara rapid dan swab PCR karena kegunaan, fungsi, dan tujuannya pun berbeda,” katanya.(Anwar/Teguh)