SERANG – 20 pejabat Dinkes yang menyatakan mengundurkan diri mengaku sebagian dari mereka mengalami intimidasi dan tekanan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Tekanan dan intimidasi itu diduga kuat dilakukan oleh Kepala Dinkes Provinsi Banten Ati Pramuji Hastuti selaku komandan dalam OPD tersebut.
Perlakuan tidak baik itu terungkap dalam hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten Komarudin, di pendopo Gubernur Banten, Rabu (2/5/2021) kepada sejumlah pejabat yang bersangkutan.
“Sebagian menjelaskan ada intimidasi dan tekanan, serta ada juga yang masih samar-samar adanya tindakan itu. Tapi semuanya sudah dilakukan identifikasi,” ujarnya.
Lebih lanjut Komarudin menjelaskan, sebenarnya kalau bicara pekerjaan, penekanan itu pasti terjadi, apapun itu profesinya termasuk wartawan juga ditekan-tekan.
“Intimidasi itu kalau saya lihat hanya bahasa saja,” akunya.
Menurut Komarudin, kalau persoalan apakah betul mereka itu secara sadar sungguh-sungguh mengudurkan diri ternyata tidak seluruhnya, ada yang memang berniat sungguh-sungguh mundur dan ada indikasi mengajak-ngajak, dan ada juga yang berniat mundur.
“Tapi juga sebenarnya ada yang setengah-setengah hanya ikut-ikutan, solidaritas gitu, yang lain pada tandatangan pada ikut-ikutan tandatangan,” jelasnya.
Adapun alasannya, lanjut Komarudin paling tidak ia bisa mengelompokan menjadi dua faktor baik itu faktor internal maupun eksternal.
“Secara keseluruhan mereka mengakui bahwa itu adalah cara yang salah, cara yang tidak tepat,” ucapnya.
Bahkan, Komarudin mengakhiri, mereka menyampaikan maaf kepada publik, kepada pemerintah daerah, karena mereka tidak bermaksud untuk membuat gaduh, karena itu spontan saja.
“Artinya apa yang dilakukan itu tidak diharapkan, tidak disangka mendapat respon yang beragam,” tutupnya. (loet)