Pilarbanten.com – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten terus berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi dampak musim kemarau pada sektor pertanian, diantaranya dengan mengoptimalkan program irigasi perpompaan (Irpom) dan pompanisasi.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, untuk tahun 2024 ini terdapat 338 unit irigasi perpompaan yang disalurkan oleh pemerintah pusat kepada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Terdiri dari Kabupaten Lebak 155 unit, Kabupaten Pandeglang 85 unit, Kabupaten Serang 55 unit, Kabupaten Tangerang 28 unit dan Kota Serang 15 unit.
“Dalam persyaratan teknisnya 1 unit Irpom mampu mengaliri sekitar 20 hektar sawah, maka dengan 338 unit Irpom mampu mengaliri 6.760 hektar untuk satu kali tanamnya,” ungkap Agus M Tauchid usai melakukan monitoring dan evaluasi Irpom di Desa Gerudug, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Selasa (2/7/2024).
Selanjutnya, Agus menyampaikan Irpom tersebut ditujukan untuk sawah tadah hujan. Sehingga diharapkan mampu membantu petani dalam menyelamatkan tamannya pada saat musim kemarau.
“Untuk sawah tadah hujan biasanya hanya melakukan tanam sekali dalam satu tahun karena hanya mengandalkan musim penghujan, dan Irpom ini juga diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) hingga 3 kali dalam setahun,” katanya.
Selain itu, Agus juga mengungkapkan program Irpom dan pompanisasi tersebut dapat meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT) di Provinsi Banten. Terlebih saat ini Pemprov Banten dan Pemerintah Kabupaten/Kota terus meningkatkan kinerja irigasi teknis yang telah ada.
“Untuk 2 kali masa tanam Irpom mampu meningkatkan LTT hingga 13.520 hektar, selanjutnya kita juga ada bantuan pompanisasi 1.123. Dengan asumsi 1 pompanisasi mampu membantu 10 hektar, maka akan ada 11.230 hektar untuk sekali tanam,” imbuhnya.
“Kalau kita satukan kekuatan antara Irpom, pompanisasi dan irigasi teknis. Maka akan menjadi kekuatan untuk menghadapi musim kemarau,” sambungnya.
Lebih lanjut, Agus menuturkan program Irpom dan pompanisasi merupakan salah satu langkah mitigasi risiko musim kemarau yang berdampak pada sektor pertanian.
“Irpom dan pompanisasi ini sebagai benteng untuk melindungi tanaman yang ada,” tuturnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Jaya Laksana, Desa Gerudug, Kecamatan Bojong, Rudi Rohim mengatakan, dengan adanya Irpom tersebut sangat membantu para petani, khususnya pada saat masa tanam kedua yang sering menjadi kekhawatiran petani.
“Sangat terbantu dengan adanya Irpom ini, bahkan petani jadi semangat. Karena biasanya untuk masa tanam kedua sering gagal panen yang disebabkan kekurangan air,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Kelompok Tani Saluyu Raksa Tani, Desa Gerudug, Kecamatan Bojong, Asepullah menuturkan, sebelum adanya Irpom, para petani kerap memiliki kekhawatiran pada saat memasuki masa tanam kedua. Lantaran hanya mengandalkan air hujan dan swadaya petani untuk melakukan pompanisasi.
“Kita terbantu dengan Irpom ini untuk meningkatkan IP. Tadinya dalam setahun hanya 2 IP dan itu juga sering gagal karena kurang air. Harapannya dengan ada Irpom ini bisa sampai 3 IP,” katanya.
“Dengan adanya irpom ini, petani bisa tanam dan tidak ada kekhawatiran kekurangan air,” pungkasnya.(js)