Pengendalian Inflasi, Pemprov Banten Siapkan Rakor Dengan Pemerintah Kabupaten/Kota

oleh -38 Dilihat
oleh

Pilarbanten.com – Penjabat (Pj) Gubernur Banten A Damenta mengatakan pihaknya akan menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) bersama pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyusun langkah-langkah dalam upaya pengendalian inflasi di Provinsi Banten.

Inflasi di Provinsi Banten pada Desember 2024 secara year on year (y-on-y) sebesar 1,88 persen, tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Banten pada bulan Desember 2024 sebesar 0,50 persen. Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,88 persen.

“Tadi kita telah mendengarkan arahan Mendagri terkait pengendalian inflasi. Kita akan tindaklanjuti dengan Rakorda bersama pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Banten,” ungkap A Damenta usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian secara virtual di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin (6/1/2025).

Dikatakan, Rakorda bertujuan untuk melakukan pemetaan terkait kondisi inflasi dan permasalahan di masing-masing Kabupaten/Kota. Lantaran inflasi Provinsi Banten merupakan agregat dari inflasi Kabupaten/Kota.

Baca Juga:  Bupati Serang Tutup Apkasi Otonomi Expo 2024

“Kita akan mengadakan Rakor bersama BI dan yang lainnya. Nanti kita lakukan langkah-langkah konkrit untuk menekan inflasi,” katanya.

Selanjutnya, A Damenta juga menyampaikan pihaknya akan mengoptimalkan dalam pemanfaatan lahan-lahan untuk dapat ditanami sejumlah komoditas pangan.

“Kita memiliki lahan yang luas dan potensi untuk tanaman subur, ini yang akan kita gerakan ke teman-teman Kabupaten/Kota,” imbuhnya.

Baca Juga:  HUT ke-8, Pj Gubernur Al Muktabar: Bank Banten Akan Terus Diperkuat

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten M. Lukman Hakim mengatakan komoditas penyumbang utama inflasi y-on-y secara umum antara lain Emas Perhiasan sebesar 0,27 persen, Kopi Bubuk sebesar 0,22 persen, Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebesar 0,16 persen.

“Penyumbang terbesarnya lebih kepada emas, karena itu naiknya signifikan. Secara umum untuk bahan pokok relatif terkendali,” ujarnya.(js)