Serang, – Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia memutuskan untuk menunda perhelatan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1, dan Liga 2 yang awalnya akan dilanjutkan pada awal Oktober 2020 resmi ditunda lagi selama satu bulan sampai November 2020.
Keputusan penundaan tersebut membuat klub-klub sepak bola yang ikut dalam kompetisi itu mengalami kerugian baik moril atau materil karena telah melakukan serangkaian persiapan. Salah satunya menimpa klub sepak bola Perserang Serang.
Manajer Perserang Babay Karnawi mengaku, pihaknya merasa dirugikan atas keputusan yang diambil oleh PSSI tersebut. Karena, sebelum adanya keputusan penundaan dua hari sebelum laga bergulir tim yang memilki julukan Laskar Singandaru itu telah melakukan rangkaian persiapan latihan pra musim.
“Dari awal persiapan sampai sekarang, di catatan saya berkisar Rp700. Peruntukannya untuk gaji, persiapan pertandingan, hingga sewa mess,” kata Babay saat dikonfirmasi, Kamis (1/10/2020).
Disampaikan Babay dengan sikap pemerintah yang tidak jelas menyikapi persoalan dunia sepak bola di masa pandemik virus corona atau COVID-19 ini akan membuat sejumlah klub sepak bola tanah air bangkrut. Mereka tidak ada pemasukkan dari pertandingan, sementara pengeluaran harus mereka berikan.
“Hampir semua klub berteriak dengan adanya penundaan kompetisi yang tidak jelas tersebut. Bahkan klub bisa bangkrut, karena harus bayar gaji pemain, pelatih, official, sedangkan pemasukan tidak ada. Tapi mau bagaimana lagi, karena adanya COVID-19 ya kita ikut aturan,” katanya.
Manajemen Perserang berharap PSSI dan PT Liga Indonesia tidak menunda kembali kompetisi dan segera menjadwalkan ulang pertandingan. Namun, pihaknya mengatakan akan tetap apapun keputusan yang diambil PT Liga.
“Katanya penundaan hanya satu bulan saja. Semoga tidak lebih. Kalaupun melewati, ya tetap ikut saja karena tidak ingin kena hukuman yang menyebabkan Perserang turun kasta,” katanya.(War/Red)