LEBAK, PILARBANTEN.COM – Warga korban banjir bandang di Kampung Buluheun, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedok, Kabupaten Lebak harus mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan bantuan makanan, dengan membawaang Sungai Ciberang.
Karena satu-satunya jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Cikomara ke Buluheun terputus diterjang banjir bandang pada Rabu (1/1/2020).
Karena meminjamkan, dengan hanya bermodalkan tali tambang, diserahkan warga dari Kampung Buluheun yang melintasi aliran Sungai Ciberang yang diturunkan ke posko penampungan yang ada di Kampung Cikomara.
“Itu buat sembako yang ada (Buluheun) gak ada jalan lain. Hanya dengan cara ini yang bisa dilalui,” kata Mulyadi salah satu warga usai berenang sebrangkan bantuan di Kampung Cikomara, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Lebak, Kamis (2/2) 1/2020).
Mulyadi mengatakan, rasa takut akan hanyut terbawa arus sungai yang hilang saat melihat sanak saudara yang gagal karena belum mendapat bantuan logistik bisa sejak kemarin lantaran cuaca ektrim dan hujan deras.
Untuk bisa menuju desa Buluheun dengan jalur lain harus diputar ke Gajrug, Kecamatan Cipanas dengan mengatur waktu tempuh selama dua jam. “Ya takut mau gimana lagi saudara semua ada di sana. Kalau ke Gajrug ke jauhan hampir 2 jam,” katanya.
Tidak hanya logistik makanan, jenazah korban hanyut saat banjir bandang pun disebrangkan melalui sungai Ciberang dengan diikat menggunakan tali tambang. “Jenazah pak Udin juga disebrangin sungai, Ya khawatir. Tapi keluraganya di sini mau dikebumikan di sana,” katanya. (anwa / teguh)