Identitas Nasional, Benteng Bangsa di Tengah Arus Globalisasi

oleh -61 Dilihat
oleh

SERANG, PILARBANTEN.COM  – Sering kali identitas nasional dianggap usang, hanya sebatas jargon yang dipajang di upacara resmi. Padahal, ia adalah benteng pertahanan terkuat di tengah derasnya arus budaya global. Pertanyaan pentingnya: mengapa kita harus peduli pada identitas bangsa yang kian tergerus zaman? Jawabannya sederhana, karena dari identitaslah kita menemukan arah, persatuan, dan martabat.

1. Fondasi Stabilitas
Di era serba cepat ini, tren dan ideologi asing datang silih berganti. Tanpa berpegang teguh pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, kita mudah kehilangan arah, tercerabut dari akar, dan hanya menjadi pengekor budaya luar. Identitas nasional ibarat jangkar yang menstabilkan mental sekaligus sosial kita agar tetap kokoh menghadapi guncangan globalisasi.

2. Perekat Persatuan
Indonesia bukan hanya sekadar peta dengan 17.000 pulau, melainkan mosaik yang tersusun dari ratusan suku, bahasa, dan budaya. Yang menyatukan keragaman ini bukan semata wilayah, melainkan rasa kebersamaan yang dipupuk oleh identitas nasional. Ketika ikatan ini melemah, solidaritas pun rapuh dan keutuhan bangsa terancam. Tanpa “atap” identitas nasional, kita rawan terjebak dalam konflik kepentingan yang memecah belah.

Baca Juga:  Reformasi Pajak: Kelas Menengah dan Peran Masyarakat Bernegara

3. Martabat di Kancah Dunia
Bangsa tidak dihargai di mata dunia karena seberapa mirip mereka dengan bangsa lain, melainkan karena keunikan dan kontribusi khasnya. Identitas nasional adalah “merek dagang” kita di panggung global. Dengan identitas yang kuat, kita tidak hanya menjadi konsumen budaya asing, melainkan pemain yang memiliki daya saing, soft power, dan pengaruh nyata.

Kesimpulan
Peduli pada identitas nasional bukan berarti menolak perubahan atau menutup diri dari dunia luar. Sebaliknya, ini adalah upaya cerdas untuk menyaring yang terbaik dari globalisasi, sambil tetap berakar pada nilai luhur bangsa. Identitas nasional jangan sampai menjadi peninggalan museum. Ia harus kita hidupkan sebagai kompas penunjuk arah, agar generasi penerus tidak kehilangan jati diri sekaligus mampu berdiri sejajar di mata dunia.

Baca Juga:  Mahasiswa Pendidikan Non Formal UNTIRTA gelar penyuluhan, ajak Masyarakat Kel. Kiara Kec Walantaka Buang Sampah pada Tempatnya

Nama : Adnan Affandi
Nim : 251090200526
Fakultas Hukum Di Universitas Pamulang PDSKU Kota Serang