Pasien Isoman di Banten Hadapi Kelangkaan Obat

oleh -125 Dilihat
oleh

Serang, – Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan, sejumlah rumah sakit di Provinsi Banten dalam kondisi penuh pasca adanya lonjakan pasien COVID-19 beberapa hari ini. Bahkan, kata Wahidin, mereka menyulap ruang Instalasi Gawat Daurat (IGD) menjadi ruang rawat inap.

“Saat ini permasalahan yang dihadapi adalah penuhnya rumah sakit meskipun tidak sampai luber,” kata Wahidin melalui pers rilis yang diterima, Selasa (6/7/2021).

Dia pun mengaku bingung dengan kondisi tersebut, sebab, ditengah kapasitas rumah sakit di sejumlah wilayah mulai tidak bisa menampung pasien COVID-19, terjadi masalah baru yakni pasien yang melakukan isolasi mandiri mengalami kesulitan mencari obat dan oksigen. Kalau pun ada dijual dengan harga mahal.

“Masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri menghadapi masalah kelangkaan dan mahalnya obat-obatan serta oksigen,” katanya.

Dia berharap dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini bisa merubah prilaku masyarakat yang lebih disiplin sehingga angka kasus COVID-19 bisa kembali ditekan.

Dalam pelaksanaan PPKM Darurat di Provinsi Banten, Kepolisian Daerah Banten membuat 21 titik penyekatan dan 15 titik pengendalian. Sedangkan Kepolisian Daerah Metro Jaya membuat enam (6) titik penyekatan dan dua (2) penutupan jalan.

“Semakin besar penurunan mobilitas masyarakat akan semakin bagus. Ditargetkan, melalui PPKM Darurat, penurunan mobilitas masyarakat hingga mencapai 50 persen,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kajati Banten Asep Nana Mulyana mengatakan, pihaknya saat ini sedang memantau ketersediaan dan harga obat-obatan untuk pasien COVID-19 dan oksigen guna untuk mengantisipasi terjadinya upaya penimbunan ditengah-tengah dua barang tersebut dibutuhkan masyarakat.

“Ini operasi kemanusian, sebagai bentuk tanggungjawab moral kami untuk menjaga kesehatan masyarakat,” katanya.(war)