Usai Tes Swab, Jamaah Tabligh Asal Bangladesh di Pandeglang Dipindah Ke Wisma Atlet

oleh -135 Dilihat
oleh

Pandeglang – Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 telah memindahkan Lima jamaah tabligh asal Bangladesh ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani karantina, Kamis (16/4) kemarin. Hal ini guna untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19 di daerahnya.

Sebelumnya, hasil rapid test, dari lima orang Warga Negara Asing (WNA) tersebut dua diantaranya dinyatakan positif.

Juru Bicara Penanganan COVID-19 Pandeglang Akhmad Sulaeman mengatakan, berdasarkan pemeriksaan diketahui kelima WNA tersebut masuk ke Kabupaten Pandeglang secara diam-diam tengah malam sekitar tanggal 4 April 2020 lalu. Mereka tinggal di salah satu masjid di daerah Menes.

Baca Juga:  Pemkot Tangsel Sebar 100 Alat Portable Pencuci Tangan di Beberapa Ruas Jalan

“Awalnya masyarakat tidak menyadari karena memang kegiatannya hanya di satu masjid dan baru tanggal 10 April ketika mereka sholat Jumat, masyarakat baru tahu kalau ada WNA,” kata Sulaeman saat dikonfirmasi, Jumat (17/4).

Setelah menyadari kehadiran WNA tersebut, warga setempat langsung melaporkan ke pihak kecamatan. Kemudian tim gugus tugas bersama pihak Polsek dan Koramil menghampiri mereka dan meminta untuk tetap di masjid tersebut sebelum menjalani tes kesehatan.

Baca Juga:  650 Ribu KK di Banten Bakal Dapat Bantuan Rp500 Ribu Perbulan 

Kemudian lima WNA tersebut dipindahkan ke salah satu pondok pesantren dan menjalani rapid test COVID-19. hasilnya, dua orang diantaranya reaktif. Lalu kelimanya langsung diisolasi di pesantren tersebut.

Meski hadil rapid test, hanya dua orang yang dinyatakan reaktif, tim gugus tugas tetap melakukan pemeriksaan swab terhadap lima orang WN Bangladesh tersebut guna untuk mengetahui secara pasti mereka terpapar COVID-19 atau tidak. Lalu langsung di pindahkan ke RSD Wisma Atlet Kemayoran.

Baca Juga:  Pemkot Tangsel Mendapatkan Bantuan 50 Ton Beras, APD dan Rapidtest

Sebelumnya, kelimanya pernah kontak langsung dengan puluhan santri di daerah Menes dan Majasari.

“Kalau misal hasilnya positif, akan menjadi tracing yang agak berat, karena sebelumnya mereka pernah bertemu dengan santri-santri di Pandeglang,” katanya.(Anwar/Teguh)