Pemprov Banten Siapkan Rp8,5 Miliar Buat Bayar Bunga Utang

oleh -133 Dilihat
oleh

Serang, – Pemprov Banten menyiapkan anggaran sebesar Rp8,5 miliar untuk belanja bunga pada perubahan APBD 2020. Anggaran sebesar itu adalah satu persen dari pinjaman tahap pertama Pemprov Banten kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp856,2 miliar.

Ketua Harian Banggar (Banggar) DPRD Banten, Budi Prajogo mengungkapkan, dalam nomenklatur pinjaman tidak tertera bunga pinjaman. Dirinya juga memastikan jika bunga pinjaman itu nol persen.
Meski begitu, kata Budi, jika yang ada dalam pinjaman itu adalah  komisi prophecy di bawah 1 persen. “Kalau postur bunga masuknya prophecy. Tapi normatifnya ngga ada kalimat prophecy,” katanya, Senin (24/8/2020).

Sebagaimana diketahui, DPRD Banten pada Jumat, (14/8/2020) lalu mengesahkan perubahan APBD Banten tahun anggaran 2020. Dalam perubahan APBD 2020 itu pinjaman sebesar Rp856,2 miliar dari PT SMI sudah masuk dalam postur perubahan APBD 2020.

Baca Juga:  Peringatan HKN Ke 57, Dinkes Banten Lakukan Skrining Penyakit Tidak Menular di Cilograng

Belanja bunga sebesar Rp8,5 miliar dalam postur perubahan APBD 2020 masuk dalam belanja tidak langsung. Sedangkan untuk belanja langsung, Pemprov Banten mengalokasikan dari dana pinjaman sebesar Rp817,7 miliar.

Dana sebesar 817,7 miliar disebar untuk delapan Organisasi Perangkat Daerah yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rp80 miliar, Dinas Kesehatan Rp66,5 miliar, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Rp165,2 miliar dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Rp483,4 miliar.

Baca Juga:  Tinjau Gedung Baru Samsat Cikokol, Pj Gubernur Al Muktabar: Pemprov Banten Maksimalkan Pelayanan

Selanjutnya, Dinas Ketahanan Pangan sebesar Rp12,3 miliar, Dinas Pertanian Rp2,4 miliar, Sekretariat DPRD Rp7,5 miliar dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebesar Rp250 juta.

APBD Banten tahun 2020 mengalami penurunan setelah perubahan. Dari sebelumnya direncanakan sebesar Rp13,214 triliun menjadi Rp10,720 triliun atau turun sebesar Rp2,493 triliun.

Sedangkan target pendapatan dari sebelumnya sebesar Rp12,609 triliun turun sebesar Rp2,140 triliun sehingga menjadi Rp10,468 triliun.(Anwar/Rey)