Serang, – Tidak adanya alat Early Warning Sistem (EWS) di bendungan Sindang Heula diduga menjadi salah satu penyebab banyaknya masyarakat yang menjadi korban banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Serang beberapa hari yang lalu.
Untuk itu, Pemprov Banten mendorong kepada Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) Kementerian PUPR agar segera mengaktifkan alat itu di bendungan, agar ketika daya tampung air sudah sampai pada ketinggian tertentu, alat itu berbunyi dan masyarakat sekitar bisa mengantisipasi terjadinya bencana banjir.
“Itu sudah dibicarakan dengan kepala balai pada saat Rakor kemarin, dan yang bersangkutan sudah menyanggupi akan meletakkan EWS itu di bendungan,” kata Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Senin (7/3/2022).
Andika menambahkan, pihak balai C3 direncanakan pada tahun ini sudah memfungsikan alat itu, mengingat hal itu sudah sangat urgen dibutuhkan untuk kebaikan semuanya.
“Jadi nanti masyarakat sekitar akan mendapatkan peringatan ketika kondisi debut air di bendungan sudah tinggi,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Andika, pihak pengelola juga bisa menurunkan kapasitas daya tampung bendungan. Jika kapasitas seluruhnya bisa mencapai 9 juta kubik, maka bisa diturunkan menjadi 6-7 juta kubik.
“Sehingga tidak terjadi luapan air ke hilir melalui sungai-sungai yang mengalirinya,” ucapnya.
Kemudian, tambahnya, Pemprov juga siap membantu dalam proses penanganan normalisasi sungai Cibanten, mengingat memang sungai itu menjadi kewenangannya pemerintah pusat, bukan daerah.
“Jadi kita sifatnya menunggu saja. Kalau pemerintah pusat meminta bantuan dalam bentuk apapun kepada kami, insya Allah kami siap, termasuk persoalan anggaran,” pungkasnya.(loet)