Pandemi Covid 19, Bupati Tangerang Apresiasi Kontribusi Gerakan TurunTangan

oleh -183 Dilihat
oleh

TANGERANG- Bupati Kabupaten Tangerang, Jawa Barat, Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada para relawan Gerakan TurunTangan yang selama ini telah bersama-sama dan bersinergis dengan pemerintah kabupaten Tangerang memberikan perhatian terhadap korban dampak wabah Covid 19 di wilayah Kabupaten Tangerang.

Ahmed Zaki menuturkan, memang dalam melawan penyebaran Covid 19, diperlukan kontribusi dan partisipasi sejumlah pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga sejumlah elemen masyarakat dan pemuda untuk bergotong-royong melawan virus yang mematikan tersebut.

“Hal gotong royong tidak hanya wacana tapi diwujudkan, masyarakat masih banyak yang takut ketika mendengar Covid 19. Masalahnya adalah tingkat disiplin yang masih rendah dalam menaati aturan yang telah dibuat. Kita tentu perlu dukungan elemen masyarakat. Kepada turun tangan yang telah ikut turut membantu kami, tentu kami ucapkan terima kasih yang telah membantu mensosialisasikan sekaligus peduli pada korban dampak Covid 19,” kata Ahmed Zaki dalam diskusi online yang digelar oleh Gerakan TurunTangan dengan tema ‘PSBB Jilid II Kita Bisa Apa?’, Senin (11/5/2020).

Baca Juga:  Pemrov Banten Siap Terapkan SKB Menteri Terkait Seragam Sekolah

Dirinya mengungkapkan, pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid II nantinya tentu pemerintah akan semakin ketat memberlakukan aturan-aturan demi mencegah penyebarluasan Covid 19.

Pada PSBB jilid I, katanya, memang angka penurunan korban terpapar Covid 19 cukup signifikan, namun masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan di lapangan, olehnya itu di PSBB selanjutnya berbagai aturan tambahan akan diberlakukan.

“Seperti misalnya kita akan memberlakukan jam malam untuk menerapkan beberapa aturan dan tahapan-tahapan pada saat PSBB berlangsung. akan menjadi efektif jika seluruh masyarakat ikut turun tangan,” ungkapnya.

Apalagi, kata dia, secara geografis luas wilayah kabupaten Tangerang seluas kurang lebih 1000 km persegi yang terdiri dari 20 kecamatan dengan populasi 4 juta jiwa tentu akan kesulitan jika hanya mengandalkan perangkat pemerintahan.

“Elemen masyarakat harus bergerak bersama-sama,sepaham, satu tujuan tentu akan menjadi tantangan kita semua. Alim ulama, kyai alhamdulillah sudah memahami kondisi ini, mengikuti protokol dan kebijakan pemerintah walaupun kita masih dalam suasana ramadan,” ucapnya.

Baca Juga:  Pengendalian Inflasi, Pj Gubernur Al Muktabar: Jaga Ketersediaan Bahan Pokok dan Pantau Harga

Ketua Gerakan TurunTangan Indonesia, Muhammad Chozin Amirullah dalam kesempatan diskusi tersebut mengatakan, jika saat ini, selama pandemi Covid 19, Gerakan TurunTangan yang hadir di 30 kota di seluruh Indonesia telah mengambil bagian dalam proses penanganan Covid 19.

“Yang dilakukan oleh Gerakan TurunTangan, cukup masif melakukan gerakan-gerakan untuk membantu baik pemerintah dalam hal penyaluran bantuan maupun bekerjasama dengan pihak swasta,” kata Chozin.

Karena TurunTangan adalah sebuah gerakan, kata Chozin, masing-masing relawan melakukan inisiatif bergerak di wilayahnya. TurunTangan di Pusat memoderatori aktifitas teman-teman.

Beberapa program yang telah dijalankan seperti ‘bayarin kontrakan, bantu sopir bus antar kota dan propinsi, bantu ustaz, berbagi berkah, bayarin penginapan tenaga medis, desa tanggap covid, pembagian APD, gerakan bantu seniman sebagai sektor yang juga terdampak dan juga gerakan SapaKamu.

“Gerakan SapaKamu adalah konsultasi online gratis, yang disediakan kawan relawan untuk yang terindikasi ODP. TurunTangan rutin menghubungi dan memantau kondisi mereka,” papar Chozin.

Baca Juga:  Penyaluran Bansos di Banten Dinilai Masih Carut Marut

Sementara itu, Khairil Anam, Relawan Gerakan TurunTangan kabupaten Tangerang berharap, dengan diselenggarakannya diskusi online TurunTangan dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang selain sebagai ruang sharing informasi dan masalah, diharapkan juga membuka ruang kolaborasi dalam melawan Covid 19.

“outputnya sih, diskusi ini bukan hanya sharing masalah tapi juga membuka ruang untuk kolaborasi bersama, dan penanganan covid itu harus dipandang sebagai sebuah gerakan,” katanya.

Dirinya berharap, pemerintah bsa berperan sebagai co fasilitator untuk semua relawan, organisasi dan NGO. Sejauh ini kata Khairil, instrumen PSBB dengan pengetatan ke beberapa kecamatan zona merah cukup baik, mesikpun ada kekurangan di sisi lain seperti distribusi bantuan.

“Kalau saya boleh saran, harusnya semua kecamatan itu berpotensi menjadi zona merah.Oleh karenanya, pemerintah harus memaksimalkan pengetatan ke semua kecamatan. Supaya menjaga yang zona hijau tetap hijau,” harap Khairil.(Ant/Teguh)