SERANG, PILARBANTEN.COM – Setiap bangsa memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dari bangsa lainnya. Ada yang dikenal karena kemajuan teknologinya, ada yang disegani karena budayanya, dan ada pula yang dihormati karena warisan peradabannya. Bagi Indonesia, kebanggaan terbesar tidak hanya berasal dari kekayaan alam atau keragaman budaya, tetapi dari satu hal yang lebih mendasar — identitas nasional.
Identitas nasional adalah jati diri bersama yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia, meski berbeda suku, agama, bahasa, dan adat. Ia adalah benang merah yang menjahit perbedaan menjadi kekuatan.
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang luas, membentang dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote. Di dalamnya hidup ratusan suku bangsa dengan bahasa dan tradisi yang beragam. Sekilas, perbedaan ini tampak seperti potensi konflik. Namun sejarah justru menunjukkan hal sebaliknya — dari keberagaman itulah tumbuh semangat untuk bersatu. Inilah keindahan identitas nasional Indonesia: jati diri kolektif yang lahir dari keberagaman.
Identitas bangsa tidak terbentuk secara instan. Ia tumbuh dari proses panjang perjuangan. Para pendiri bangsa memahami bahwa kemajemukan Indonesia membutuhkan dasar yang kuat agar tidak mudah tercerai-berai. Karena itu lahirlah Pancasila sebagai falsafah pemersatu, UUD 1945 sebagai landasan hukum, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kebersamaan, dan NKRI sebagai rumah besar bagi semua anak bangsa. Empat pilar inilah yang hingga kini menjaga keutuhan Indonesia.
Namun, identitas nasional bukan hanya simbol atau teks dalam konstitusi. Ia hidup dalam keseharian: ketika anak Papua belajar dari buku yang sama dengan anak di Jawa, ketika umat beragama saling menghormati, atau saat warga desa bergotong royong membangun jalan bersama. Di situlah wajah sejati Indonesia terlihat.
Akan tetapi, seiring kemajuan zaman, tantangan baru muncul. Globalisasi dan kemajuan teknologi digital membuat budaya asing mudah masuk ke ruang-ruang kehidupan. Musik, film, mode, hingga gaya hidup luar negeri kini hadir di genggaman tangan. Fenomena ini memang tak bisa dihindari, namun bisa berbahaya bila generasi muda tidak memiliki kesadaran kuat terhadap identitas nasionalnya.
Generasi muda adalah kelompok yang paling rentan terhadap arus globalisasi. Budaya luar sering terlihat lebih menarik dan modern dibandingkan budaya sendiri. Akibatnya, sebagian anak muda mulai kehilangan kebanggaan terhadap jati diri bangsanya. Jika hal ini dibiarkan, maka krisis identitas bukan lagi ancaman, melainkan kenyataan.
Karena itu, memperkuat identitas nasional harus menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan kewarganegaraan perlu dihidupkan kembali bukan sebagai hafalan teori, tetapi sebagai pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Media massa juga harus berperan aktif menumbuhkan semangat cinta tanah air, bukan hanya mengejar popularitas. Kisah inspiratif tentang persatuan dan gotong royong perlu lebih sering ditampilkan agar menjadi contoh bagi masyarakat.
Selain itu, peran masyarakat juga sangat penting. Nilai-nilai seperti gotong royong, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama adalah bagian dari DNA bangsa Indonesia. Jangan sampai budaya individualistik yang tumbuh di perkotaan mengikis nilai luhur tersebut. Selama masyarakat masih menjaga semangat kebersamaan, identitas nasional akan tetap kuat meski zaman terus berubah.
Identitas nasional memang bersifat dinamis dan berkembang, tetapi esensinya tetap sama: persatuan dalam perbedaan. Ia adalah kompas moral yang menjaga bangsa tetap berpijak pada nilai-nilai sendiri di tengah derasnya pengaruh global. Identitas nasional membuat kita bangga menyebut diri “orang Indonesia” dan menjadi warisan berharga yang harus dijaga oleh setiap generasi.
Menjaga identitas nasional bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen bangsa: lembaga pendidikan, media, masyarakat, dan generasi muda. Bila semua pihak berperan aktif, jati diri bangsa akan semakin kokoh menghadapi tantangan global.
Pada akhirnya, pertanyaan sederhana muncul: Mengapa kita bangga menjadi orang Indonesia? Jawabannya bukan hanya karena tinggal di tanah air yang sama, melainkan karena kita memiliki identitas nasional yang mempersatukan dalam keberagaman. Selama jati diri ini dijaga, Indonesia akan tetap berdiri tegak, berdaulat, dan dihormati di mata dunia.
NAMA : AGUS GUNAWAN
NIM : 251090200381
UNIVERSITAS PAMULANG PDSKU KOTA SERANG