Pilarbanten.com – Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung Selatan, Provinsi Lampung mereview (meninjau ulang) Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW Kabupaten Serang. Nantinya, akan dijadikan masukan ketika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang mereview RTRW Tahun 2025 mendatang.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bupati Serang Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, Zaldi Dhuhana, usai Focus Group Discussion (FGD) bersama Dosen dan Mahasiswa Itera yang difasilitasi Bappedalitbang. Turut hadir perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Serang.
“FGD ini bersama Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sumatera di Provinsi Lampung, Perguruan Tinggi Negeri yang khusus di bidang teknik,” kata Zaldi di Aula Tb. Suwandi pada Selasa, 1 Oktober 2024
Dijelaskan Zaldi, Mahasiswa Itera Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota mempelajari Mata Kuliah (MK) Studio. MK Studio Mahasiswa ditugaskan untuk mereview RTRW di suatu daerah. “Kebetulan dipilih RTRW yang akan mereka review dan memberikan masukan itu RTRW Kabupaten Serang,”katanya.
Dengan digelarnya FGD saat ini, lebih lanjut Zaldi menjelaskan, sebagai pendahuluan untuk membahas pertanyaan-pertanyaan mahasiswa yang nanti dijawab oleh perwakilan OPD atau data-data yang diperlukan dari OPD disambungkannya pada FGD saat ini sebagai pembukaannya. “Tapi kemudian nanti lanjutannya, akan ada dari mahasiswa Itera yang datang ke OPD untuk lebih mendapatkan data jelasnya,” terangnya.
Zaldi memperkirakan, untuk pelaksanaan review RTRW Kabupaten Serang sekitar 3 bulan ke depan. Sedangkan pada akhir kegiatan mereka akan memberikan masukan terkait dengan RTRW Kabupaten Serang dari sisi keilmuan yang mereka peroleh di kampus jurusan perencanaan wilayah dan kota. “Hasil studi dari teman-teman Mahasiswa Itera ini akan menjadi masukan buat kita, salah satu masukan dalam mereview RTRW kita tahun 2025,”paparnya.
Dosen Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota Itera, Yudha Rahman, mengatakan alasan mengambil wilayah Kabupaten Serang sebagai studi kasus namun bukan Pandeglang atau Kabupaten Lebak atau wilayah lainnya di Banten. Karena menurutnya, Kabupaten Serang adalah salah satu wilayah yang memiliki karakter unik.
“Kabupaten Serang memiliki semua potensi, pesisirnya ada, pariwisatanya ada, industrinya ada, pertaniannya ada, sehingga ini kami jadikan sebagai studi kasus studio perencanaan wilayah tahun 2024 untuk mahasiswa Semester 7 Perencanaan Wilayah dan Kota Itera,” ujarnya.
Yudha berharap, produk yang dihasilkan menghasilkan rencana tata ruang wilayah dengan pendekatan pengembangan wilayah yang sebenarnya tidak murni RTRW. Akan tetapi laporan yang dibuat itu seperti materi teknis RTRW, misalnya ada enam kelas dengan wilayah yang menyebar.
“Yang menyebar nanti misalnya kelas yang saya ampu itu di kluster Kecamatan Ciomas, Padarincang, dan Cinangka. Itu satu kluster berbatasan semua dengan potensi agro dan ekoturisme, nanti mereka akan mencoba membuat pengembangan dengan wilayah utama unggulannya adalah Ciomas, Cinangka, dan Padarincang,” terangnya.(js)