Serang, – Harga sejumlah komoditas di Kota Serang merangkak naik bahkan meroket menjelang tahun baru 2022. Beberapa komoditas yang harga melonjak adalah daging ayam, minyak sayur, dan telur.
Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan, sementara suplai atau persediaan barang terus berkurang.
Kepala Dinas Koperasai Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Dinkop UKM Perindag) Kota Serang, Wasis Dewanto mengatakan, berdasarkan isian rata-rata harga beberapa bahan pokok di Kota Serang terdapat beberapa komoditas yang naik signifikan.
“Jadi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini memang ada kenaikan beberapa komoditas,” katanya Rabu, (29/12/2021).
Ia menjelaskan, beberapa komoditas yang naik signifikan yakni telor ayam ras sebesar 7 persen atau mencapai Rp32 ribu perkilogram. Padahal harga normal telor ayam ras paling tinggi biasanya mencapai Rp25 ribu.
“Bahkan biasanya Rp20 ribu, kemarin naik Rp26 ribu, dan sekarang naik lagi ke Rp32 ribu perkilogram,” ujarnya.
Kemudian komoditas lainnya yang naik yakni daging ayam boiler mencapai Rp39 ribu, dari sebelumnya harga normal hanya Rp32 ribu perkilogram.
“Adalagi minyak goreng curah yang naik ke Rp18 ribu perliternya. Ini yang menjadi keluhan para ibu-ibu di rumah,” terangnya.
Komoditas lain yang menghebohkan yakni cabai, terutama cabai rawit merah yang tembus ke angka Rp110 ribu perkilogramnya. Harga tersebut didapatkan atas hasil pemantauan di sejumlah pasar yang ada di Kota Serang, seperti Pasar Induk Rau (PIR), Kepandean hingga Pasar Lama.
“Cabai rawit merah ini kalau biasanya hanya Rp30 ribu sampai Rp35 ribu perkilogramnya, sekarang naiknya luar biasa. Lanjut cabai merah kriting sekarang naik jadi Rp40 ribu perkilogram,” ungkapnya.
Tingginya harga beberapa komoditas ini dikarenakan adanya permintaan yang tinggi menjelang tahun baru, sementara ketersediaannya terus mengalami pengurangan.
“Biasa sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, dan memang saat ini permintaannya tinggi,” jelasnya.
Sementara untuk cabai, dipengaruhi kondisi di beberapa wilayah penghasil, serta curah hujan yang tinggi mengakibatkan akar batangnya busuk.
“Beberapa wilayah penghasil di kaki gunung ada yang meletus, dan curah hujan yang tinggi. Cabai itu tanaman yang unik, kalau dia banyak curah hujan mati akar atau akar busuk yang menyebabkan batang pohon layu, sehingga merugikan petani berakibat suplai ke pedagang kurang,” terangnya.
Wasis juga bersyukur harga beberapa komoditas masih stabil, terutama komoditas primer seperti beras, dan gula.
“Ketersediaan beras ini stabil ada yang Rp12 ribu, Rp10 ribu, dan Rp9 ribu sesuai dengan kualitas, kemudian daging juga stabil diharga Rp130 ribu,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, mulai dari grosir, hingga Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Provinsi Banten.
“Masing-masing komoditas penanganannya relatif berbeda, kalau yang primer kita gerak cepat langsung rapat penting, dengan provinsi. Kemudian Bulog untuk operasi pasar, kalau primer sangat hati-hati sambil berkoordinasi dengan lembaga yang berkepentingan,” paparnya.
Sementara itu, warga Kota Serang Dera mengeluhkan harga bahan pokok yang terus melambung tinggi. Ia juga terpaksa mengurangi pembelian bahan pokok tersebut.
“Biasanya kalau beli telur atau daging ayam satu kilogram, sekarang mau gimana lagi saya menguranginya, paling setengah kilogram,” katanya.(loet)