Warga Ngamuk di Puskesmas Pontang, Kepala Puskesmas Buka Suara & Minta Maaf

oleh -67 Dilihat
oleh

SERANG,PILARBANTEN.COM – Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang warga Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, meluapkan kekecewaannya saat membawa anaknya berobat ke Puskesmas Pontang.

 

Warga tersebut, Moch Hisyam, asal Kampung Sukamaneh, Desa Cibodas, Kecamatan Tanara, mengaku kesal karena saat tiba di ruang UGD 24 jam, tidak ada petugas yang berjaga.

 

Kejadian itu dialaminya pada Sabtu (9/8/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, ketika sang anak mengalami demam tinggi hingga 40°C.

 

“Anak demam tinggi, pas sampai di UGD Puskesmas Pontang tidak ditangani. Tidak diinfus, malah disuruh beli obat,” ungkap Hisyam.

 

Baca Juga:  Penguatan Kader Posyandu dan Kader PKK, Pj Ketua TP PKK Provinsi Banten Tine Al Muktabar: Stimulasi Mampu Optimalkan Potensi Perkembangan Otak Anak

Ia juga menyebut, meski dalam kondisi darurat, ruang UGD kosong dari petugas.

 

“Petugas baru keluar setelah saya tunggu. Itu pun hanya tensi, lalu menyarankan beli obat di apotek. Padahal waktu itu masih subuh, apotek belum ada yang buka,” tambahnya.

 

Hisyam meminta Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah dan Gubernur Banten Andra Soni melakukan sidak ke Puskesmas Pontang, bahkan mengganti Kepala Puskesmas karena menurutnya kejadian serupa sudah pernah terjadi.

Baca Juga:  Pemkab Serang Fokus Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Gunakan Fasilitas Kesehatan

 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Puskesmas Pontang, dr. Bahrum Rangkuti, membenarkan adanya kejadian itu, namun memberikan klarifikasi.

 

Menurutnya, pasien datang sekitar pukul 05.30 WIB, setelah sebelumnya sempat ke Puskesmas Tanara.

 

“Pasien langsung kami tangani. Hasil pemeriksaan menunjukkan suhu 39°C, bukan 40°C seperti yang disebutkan,” jelasnya.

 

Bahrum mengatakan, pihaknya tidak memiliki obat penurun panas jenis suppositoria (lewat anus) karena aturan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) tidak memperbolehkan.

Baca Juga:  Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Serang

 

Karena itu, perawat memberikan resep untuk dibeli di luar.

 

Ia juga membantah tuduhan bahwa UGD kosong. “Petugas ada, hanya saja sedang melakukan observasi pasien rawat inap. Kami selalu menyiapkan tiga orang petugas jaga setiap malam,” ujarnya.

 

Meski begitu, dr. Bahrum menyampaikan permohonan maaf atas pelayanan yang dirasa kurang memuaskan. “Kami menyadari adanya keterbatasan. Ke depan, kami akan berupaya memperbaiki agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya.(Ald/Red)